Rupiah Jaya di Tengah Gejolak Kurs Mata Uang Dunia, Kok Bisa?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
04 March 2022 11:33
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (4/3/2022) di tengah gejolak ekonomi dan kurs mata uang dunia. Kok bisa?

Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,1% ke Rp 14.370/US$. Pada pukul 11:00 WIB, rupiah masih menguat di Rp 14.280/US$.

Padahal, dolar AS sedang menguat di pasar spot, tercatat penguatan sebanyak 0,19% di US$ 97,968. Dari sisi fundamentalnya, sentimen positif juga menyelimuti Negeri Paman Sam ini.

Kemarin, Automatic Data Purchasing Inc (ADP) melaporkan pertumbuhan pekerjaan baru di Februari, di mana ada sebanyak 475.000 pekerjaan baru di Februari lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi analis Dow Jones di 400.000 pekerjaan.

Sektor perhotelan dan hiburan menjadi sektor terbesar peningkatan pekerjaan baru, di mana terdapat sebanyak 170.000 pekerjaan baru.

Selain itu, sektor perdagangan, transportasi, dan utilitas membuka 98.000 pekerjaan dan 72.000 pekerjaan lagi dari sektor professional dan bisnis. Sektor manufaktur dan konstruksi membuka pekerjaan baru yang masing-masing sebesar 30.000 dan 26.000 pekerjaan.

Sementara itu, angka pengangguran di AS turun berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja pada akhir pekan di bulan Februari 2022 sebanyak 215.000 orang pengangguran yang turun 18.000 dari pekan sebelumnya dan lebih rendah dari ekspektasi pasar di 225.000 orang.

Dari dalam negeri, pasar modal Indonesia berhasil mencatat lonjakan dana asing, tercatat dalam sepekan cash inflow bursa meraup Rp 4,41 triliun.

Menurut Kepala Ekonom TCW Investment Management, Budi Hikmat menyebutkan daya tarik pasar domestik tidak lebas dari keberhasilan RI memperbaiki posisi current account sehingga stabilitas Rupiah lebih terjaga hingga lonjakan harga komoditas yang turut menopang penerimaan devisa negara.

Namun, rupiah harus tetap waspada karena menurut poling analis Reuters periode 28 Februari hingga 3 Maret 2022, sebanyak lebih dari 90% responden memprediksikan bahwa pergerakan kurs mata uang dunia sedang mengalami gejolak dan diperkirakan akan meningkat selama tiga bulan ke depan setelah konflik Rusia dan Ukraina.

Reuters PollingSource: Reuters

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular