
Investor Khawatir Lagi Dengan Perang, Harga SBN Menguat

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (2/3/2022), karena investor kembali khawatir dengan meningkatnya kembali ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Mayoritas investor ramai memburu obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor satu, lima, dan 10 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor satu tahun naik signifikan sebesar 44,2 basis poin (bp) ke level 2,82%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo lima tahun juga naik 1,7 bp ke level 5,395%, dan yield SBN berjangka waktu 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan negara menguat 4 bp ke level 6,55%.
Sementara untuk yield SBN bertenor 15 tahun cenderung stagnan di level 6,353% pada perdagangan hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Kondisi di Ukraina kembali mencekam, di mana rudal Rusia dilaporkan menghantam Kota Kharkiv yang terletak di Timur Laut Ukraina kemarin.
Bahkan, korban jiwa terus berjatuhan. Serangan Rusia tersebut tampaknya menarget kantor pemerintahan Ukraina di area alun-alun kota tersebut.
Atas agresi terbaru Rusia tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merespons. Sang presiden menilai bahwa tindakan Rusia tersebut telah mencerminkan state terrorism.
Dalam pidatonya Zelensky mengatakan bahwa dunia tak bisa membiarkan aksi 'terorisme' ini terjadi dan harus segera bereaksi.
Selain itu, citra satelit juga menunjukkan kalau ada pergerakan kendaraan militer Rusia sepanjang 65 km yang menuju ibu kota Ukraina, Kiev.
Akibat dari konflik yang terus terjadi, dampaknya dirasakan pada pasar saham global, di aman sebagian besar pasar saham di Asia dan Eropa kembali terkoreksi pada hari ini dan bursa Saham Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi pada perdagangan kemarin.
Meski begitu, yield obligasi pemerintah (Treasury) terpantau cenderung kembali melemah pada hari ini, karena investor di AS masih terus memantau perkembangan dari konflik Rusia-Ukraina.
Dilansir dari CNBC International, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) pada hari ini cenderung menguat. Yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung naik 3,5 bp ke level 1,746%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 1,711%.
Di lain sisi, investor di AS juga akan memantau pidato ketua bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell terkait kebijakan moneter di hadapan DPR AS pada hari ini waktu AS. Sedangkan pidato Powell di hadapan Kongres AS akan dilakukan pada Kamis besok waktu AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi