Harga Batu Bara Melonjak ke US$ 305/ton, Begini Respons BUMI

Vega Aulia Pradipta, CNBC Indonesia
Rabu, 02/03/2022 15:25 WIB
Foto: Direktur Bumi Resources, Dileep Srivastava.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merespons kenaikan harga batu bara yang terus melambung imbas dari perang Rusia dan Ukraina. Harga batu bara telah menyentuh rekor baru di US$ 305 per ton. 

Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan meski harga batu bara terus menanjak, perseroan tidak mengubah target produksi tahun ini. 

"Panduan BUMI untuk produksi tetap tidak berubah antara 85 - 90 juta ton untuk tahun ini, dibandingkan dengan estimasi 78 - 80 juta ton pada 2021 lalu," ujar Dileep, Rabu (2/3/2022).


Dileep menjelaskan, sejak Desember 2021, produksi batu bara telah terdampak oleh hujan (fenomena La Nina) yang dapat berlanjut untuk beberapa waktu. Prioritas perseroan adalah mensuplai kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu, khususnya PLN untuk menjaga pasokan listrik domestik, dan memprioritaskan ini sebelum mengekspor.

Gejolak politik saat ini di Eropa Timur, meningkatnya permintaan listrik global menyusul perkiraan pemulihan pasca pandemi, ketidakmampuan energi terbarukan untuk menutupi kekurangan bahan baku, harga gas yang semakin tidak terjangkau dan hujan lebat (karena La Nina) telah mempengaruhi produksi batu bara domestik.

"Prioritas kami untuk penjualan domestik sebelum ekspor. Semuanya dapat berkontribusi untuk menjaga harga batu bara tetap tinggi, dan bermanfaat bagi produsen lokal, termasuk BUMI," tutur Dileep.

Menurutnya, untuk saat ini tampaknya beberapa negara di Eropa mungkin ingin mengurangi ketergantungan pada gas di luar Eropa Timur, sementara yang lain membeli batu bara dari zona konflik dilaporkan mencari sumber alternatif. 

Sedangkan mereka yang memprioritaskan energi terbarukan untuk mengganti bahan bakar fosil seperti batu bara, pasokan energi terbarukan terbatas atau tidak dapat diandalkan seperti yang baru-baru ini diamati oleh BUMI di beberapa bagian Uni Eropa dan Asia.

"Tujuan Bumi adalah untuk memaksimalkan produksi batu bara sebanyak yang kita bisa," ujarnya. 

Seperti diketahui, harga batu bara terus 'terbang'. Perkembangan konflik di Eropa menjadi faktor pendorong harga si batu hitam.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45% sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Harga batu bara sedang menjalani tren positif. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini 'terbang' 58,68% secara point-to-point.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin