Ada Harapan Rusia-Ukraina Damai, Harga Minyak Ambles 2%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 March 2022 09:37
Marina Yaroshchuk (kiri) memegang poster bertuliskan
Foto: Marina Yaroshchuk (kiri) memegang poster bertuliskan "damai untuk Ukraina" dan suaminya Yaroslav Yaroshchuk memegang bendera Ukraina saat berunjuk rasa menentang Rusia invasi ke Ukraina di luar Idaho Capitol Building di Boise, Idaho, Sabtu, 26 Februari 2022, untuk berunjuk rasa menentang Rusia invasi ke Ukraina. (Sarah A. Miller/Idaho Statesman via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia anjlok pada perdagangan pagi ini. Harga si emas hitam kembali berada di bawah US$ 100/barel.

Pada Selasa (1/3/2022) pukul 09:23 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 98,62/barel. Ambles 2,35% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) jadi pemberat bagi harga minyak. Dalam sebulan terakhir, harga brent melesat lebih dari 10% secara point-to-point. Selama setahun ke belakang, harga meroket tidak kurang dari 57%.

Bahkan harga brent sempat menembus di atas US$ 100/barel. Sesuatu yang belum pernah terjadi sejak 2014.

Oleh karena itu, pasti akan tiba saatnya investor tergiur untuk mencairkan keuntungan. Sebab, cuan yang didapat memang tidak bisa dibilang kecil. Selama masih ada potensi keuntungan, tekanan jual masih akan membayangi kontrak minyak sehingga risiko koreksi harga tetap melekat.

Selain itu, investor juga sepertinya merespons positif dialog antara Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung di Belarusia. Dialog ini mencoba mencari kesepakatan sehingga bisa mewujudkan gencatan senjata.

Sebelumnya, lonjakan harga minyak terjadi karena friksi dua negara tersebut. Maklum, Rusia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak utama dunia. Perang, plus sanksi yang dijatuhkan ke Negeri Beruang Merah, akan membuat pasokan berkurang sehingga harga naik.

Namun adanya pembicaraan damai memunculkan harapan perang bisa diakhiri. Dengan demikian, Rusia akan terbebas dari sanksi dan bisa kembali memasok minyak ke pasar dunia. Dengan begitu, harga bisa lebih terkendali, tidak lagi 'terbang'.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular