Ada Sinyal Rusia-Ukraina Rujuk, Investor Kembali ke Kripto

chd, CNBC Indonesia
01 March 2022 10:40
Bitcoin
Foto: Getty image/CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama terpantau cerah bergairah pada perdagangan Selasa (1/3/2022) pagi waktu Indonesia, di mana investor cenderung mengabaikan kembali konfilik antara Rusia dengan Ukraina yang masih berlangsung hingga hari ini.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stablecoin yakni Tether dan USD Coin yang sedikit lesu pada hari ini. Sedangkan sisanya berhasil terbang di kisaran belasan persen.

Bitcoin melonjak 13,41% ke level harga US$ 43.309,55/koin atau setara dengan Rp 621.492.043/koin (asumsi kurs Rp 14.350/US$), Ethereum melesat 9,87% ke level US$ 2.919,15/koin atau Rp 41.889.803/koin.

Sedangkan Terra meroket 20,19% ke US$ 89,09/koin (Rp 1.278.442/koin), Cardano melompat 11,68% ke US$ 0,9657/koin (Rp 13.858/koin), Solana terbang 12,79% ke US$ 97,15/koin (Rp 1.394.103/koin), dan Avalanche menanjak 17,93% ke US$ 87,62/koin (Rp 1.257.347/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto

Bitcoin dan kripto utamanya lainnya makin pulih pada hari ini, di mana penguatannya juga cenderung besar pada hari ini.

Investor merespons positif dari perkembangan terbaru dari konflik Rusia-Ukraina, di mana kedua negara tersebut akan melakukan negosiasi damai pada hari ini.

Sebelumnya, delegasi Moskow dan Kiev bertemu di perbatasan Belarusia kemarin. Meski demikian, pertemuan perdana pasca serangan Rusia itu belum membuahkan hasil gencatan senjata.

Sementara itu, dalam pernyataannya setelah berbincang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron Senin kemarin, Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan syarat invasi bisa ia dihentikan. Pertama, Ukraina harus bersikap netral dan tak memihak pada Barat.

Melalui pernyataan yang dirilis Kremlin, ia mengatakan solusi konflik Ukraina adalah negeri itu harus menghapus "pengaruh Nazi atau praktik fasisme" dan "tindakan represif (denazifikasi) dan demiliterisasi". Ia mengatakan hal itu khususnya untuk wilayah Ukraina Timur, yang ia klaim jadi target diskriminasi dan genosida.

Putin, tulis Reuters, juga meminta Ukraina mengakui secara resmi kontrol Rusia atas Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Moskow 2014. Krimea merupakan wilayah teritorial selatan Ukraina dan berbatasan langsung dengan Laut Hitam.

Meski negosiasi damai antara keduanya akan dilakukan pada hari ini, namun kondisi di Ukraina cenderung masih belum kondusif.

Sebelumnya, Rusia melakukan serangan ke Ukraina sejar 24 Februari. Ini berselang dua hari setelah Putin mengakui dua wilayah pemberontak di Ukraina Timur sebagai negara merdeka.

Hingga Senin kemarin, tim pemantau hak asasi manusia (HAM) PBB telah mengonfirmasi 102 warga sipil tewas dan 304 lainnya terluka di Ukraina.

Selain itu, lebih dari setengah juta warga telah mengungsi dari Ukraina sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh. Mayoritas warga Ukraina itu mengungsi ke negara tetangga, Polandia.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa telah memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Rusia. Pada Senin kemarin, Departemen Keuangan AS melarang transaksi dengan bank sentral Rusia dan menjatuhkan sanksi pada dana kekayaan Rusia.

Di tengah terus diberlakukannya sanksi ekonomi kepada Rusia oleh AS dan Eropa, permintaan akan kripto di Rusia meningkat cukup signifikan, terlihat dari volume perdagangan antara rubel Rusia dan Bitcoin meningkat ke level tertinggi sembilan bulan, menurut data Kaiko. Kenaikan volume Bitcoin berdenominasi rubel memicu reaksi dari seorang pejabat Ukraina.

"Saya meminta semua pertukaran kripto utama untuk memblokir alamat pengguna Rusia," kata Mykhailo Fedorov, Wakil Perdana Menteri Ukraina sekaligus Menteri Transformasi Digital Ukraina, dalam Twitternya pada Minggu.

"Sangat penting untuk membekukan tidak hanya alamat yang terkait dengan politisi Rusia dan Belarusia, tetapi juga untuk menyabotase pengguna biasa," tambah Fedorov.

Volume perdagangan Bitcoin di bursa utama telah menurun setelah lonjakan 24 Februari. Tetapi, tekanan jual mulai memudar.

Data dari Glassnode menunjukkan sebagian besar Bitcoin yang dipegang oleh investor di kisaran level harga US$ 60.000 telah menemukan pembeli baru pada kisaran harga US$ 35.000-US$ 38.000. Itu bisa menunjukkan harga jangka pendek yang rendah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular