Sempat Anjlok, Harga CPO Bertenaga Nanjak Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak karena diselimuti banyak sentimen positif. Sayangnya, penguatan ini diperkirakan hanya sementara.
Pada Senin (28/2/2022) pukul 11.19 WIB harga CPO di bursa berjangka Malaysia tercatat MYR 6.156/ton, naik 3,18% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Harga minyak mentah jenis brent tercatat US$ 102,03/barel, melonjak 4,19% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sementara minyak mentah jenis light sweet (WTI) tercatat US$ 96,4, melesat 5,25% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
CPO merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif penggantifossil fuel.
Oleh sebab itu wajar jika pergerakan harga CPO cenderung senada dengan harga minyak mentah. Saat harga minyak mentah melambung, harga CPO akan mengikuti.
Di sisi lain, pasokan minyak nabati global juga terancam menipis dengan kisruh Rusia-Ukraina. India sebagai importir minyak nabati global sampai harus mencari eksportir baru di luar Rusia, Ukraina dan Indonesia.
Brasil adalah salah satu yang digadang-gadang bakal mengalami kenaikan ekspor minyak nabati jenis kedelai untuk memenuhi kebutuhan India.
Indonesia sebagai produsen terbesar sawit tengah mengupayakan adanya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).
Dengan adanya kebijakan tersebut, maka potensi pasokan ekspor CPO Indonesia ke pasar global bisa berkurang.
Terakhir sentimen positif datang dari Negeri Jiran. Melansir Reuters, ekspor produk minyak sawit Malaysia mengalami kenaikan 25,1% secara month on month (mom) selama 1-25 Februari menjadi 1,09 juta ton.
Ekspor yang meningkat menjadi pertanda bahwa permintaan masih tetap tinggi di tengah ancaman disrupsi pasokan yang terbuka.
Meskipun diselimuti sentimen positif, namun secara teknikal penguatan harga CPO mulai terbatas.
Analis teknikal Reuters Wang Tao mengatakan CPO mungkin dibuka jauh lebih tinggi pada hari Senin, kemudian mulai turun setelahnya.
"Hubungan antar pasar antara kelapa sawit dan biji-bijian menunjukkan lonjakan harga minyak sawit ketika dibuka, mengulangi pola biji-bijian," kata Wang dalam risetnya.
Namun, karena selesainya siklus bullish dari MYR 4.291/ton membuat kenaikan hanya berlangsung singkat. Kemudian harga akan turun menuju level terendah 25 Februari di MYR 5.808 per ton.
(ras/ras)