
Bursa Asia Dibuka Cerah, Sentimen Rusia-Ukraina Berakhir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka cenderung cerah pada perdagangan Jumat (25/2/2022), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis waktu setempat.
Sepertinya investor mengabaikan sejenak sentimen dari serangan Rusia terhadap Ukraina.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,12%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,5%, Shanghai Composite China melesat 0,93%, Straits Times Singapura melompat 1,42%, dan KOSPI Korea Selatan terdongkrak 1,11%.
Pergerakan bursa Asia yang cenderung cerah pada hari ini menyusul pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,28% ke level 33.223,828, S&P 500 melesat 1,49% ke posisi 4.288,65, dan Nasdaq Composite melonjak 3,34% menjadi 13.473,58.
Investor cenderung mengabaikan sentimen dari konflik antara Rusia dengan Ukraina yang masih memanas hingga kemarin. Mereka juga memanfaatkan momentum jatuhnya harga saham dengan membeli di harga penurunan atau buy on dip.
Membaiknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS, Joe Biden, tidak merespon invasi Rusia ke Ukraina dengan tindakan militer. Biden hanya memberikan sanksi ekonomi bagi Rusia, meski juga memperkuat pertahanan di Eropa dengan menambah jumlah pasukan NATO di Jerman.
Sementara itu Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak akan merusak perekonomian dunia.
"Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin.
Di kala aset investasi yang sebelumnya berjatuhan, kini berhasil berbalik arah (rebound) ke zona hijau seperti pasar saham. Sebaliknya, aset investasi yang pada perdagangan kemarin sempat melesat kini penguatannya mulai terpangkas seperti beberapa komoditas yakni minyak mentah dan emas.
Harga minyak mentah memangkas penguatannya pada perdagangan Kamis waktu setempat, setelah sempat melesat lebih dari 8% pada perdagangan intraday atau di saat terjadinya serangan Rusia.
Harga minyak jenis Brent melesat 2,3% ke level US$ 99,09 per barel, sedangkan harga minyak jenis WTI menguat 0,77% di level US$ 92,81 per barel.
Tak hanya harga minyak mentah yang penguatannya cenderung terpangkas, bahkan harga emas yang sebelumnya sempat melesat 3% lebih pada perdagangan intraday, terpaksa penguatannya terpangkas cukup besar, yakni hanya menguat 0,13% ke level US$ 1.906/troy ons pada penutupan perdagangan kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
