Saat Ukraina Diserang Rusia, Asing Malah Borong Saham RI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 24/02/2022 15:07 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih terkoreksi nyaris mencapai 2% pada perdagangan sesi II Kamis (24/2/2022), di tengah makin panasnya tensi konflik antara Rusia dengan Ukraina.

IHSG ambles 1,81% ke level 6.794,987 pada pukul 14:25 WIB. Meski begitu, investor asing terus berbondong-bondong masuk ke pasar saham dalam negeri pada hari ini.

Di tengah penurunan IHSG, investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 753 miliar di pasar reguler.


Sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian saham sebesar Rp 76,19 miliar, sehingga sampai perdagangan sesi II hari ini, asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 829,19 miliar di seluruh pasar.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak diburu oleh asing pada hari ini, di mana asing membeli saham BBNI hingga mencapai Rp 224,3 miliar dan di saham BBCA mencapai Rp 212,1 miliar.

Koreksinya IHSG pada hari ini mengikuti pergerakan bursa Asia yang juga ambruk lebih dari 2%, bahkan ada yang sudah terkoreksi lebih dari 3%.

Tak hanya di Asia, bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin juga kembali ditutup ambruk.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,38, S&P 500 ambruk 1,84%, dan Nasdaq Composite yang paling parah yakni anjlok 2,57%.

Koreksi bursa Asia pada hari ini dan bursa AS pada Rabu kemarin bakal mengekor ke bursa Eropa, di mana bursa saham Benua Biru diprediksi juga akan kembali terkoreksi pada hari ini.

Konflik antara Rusia dengan Ukraina beserta negara-negara barat makin memanas. Pada Rabu malam waktu setempat, Presiden Rusia, Vladimir Putin berpidato dan disiarkan di televisi lokal, di mana Putin mengatakan akan melakukan operasi militer di Ukraina timur.

Hal ini dilakukannya sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki negara itu. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.

Di saat Putin sedang berpidato, terjadilah ledakan besar yang terdengar di Kiev, Kharkiv, dan daerah lainnya di Ukraina. Tim CNN di Kharkiv, bahkan melaporkan mendengar "aliran ledakan keras yang terus-menerus" di beberapa wilayah di Ukraina.

Hal ini membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengutuk "serangan tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan" oleh Rusia di Ukraina saat ia bersumpah bahwa dunia akan meminta pertanggungjawaban pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin.

"Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan setelah Putin mengumumkan aksi militer terhadap Ukraina.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor