IHSG Ambruk Terseret Bursa Global & Regional

vap, CNBC Indonesia
24 February 2022 13:25
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (23/2/2022) terseret anjloknya bursa saham global dan regional, terseret sentimen dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. 

IHSG sempat ambrol 1,8% sebelum rebound sedikit dan turun 1,6% ke level 6.806.52 pada pukul 11.20 WIB. 

Ambruknya IHSG pada hari ini sudah diprediksi oleh analis Samuel Sekuritas Indonesia seperti tertuang dalam riset hariannya, Kamis (23/2/2022).  

"Pagi ini Kospi dibuka melemah -1.23% dan Nikkei dibuka melemah -0.6%. Kami memperkirakan IHSG akan terkoreksi hari ini, dengan tekanan sentimen negatif dari bursa global dan regional," ujar analis tersebut. 

Mayoritas harga komoditas menguat pada Rabu (23/2) kemarin; minyak WTI menguat +0.55% ke level USD 92.8/bbl, Brent menguat +0.41% ke level USD 94.78/.bbl. Harga batubara menguat +0.74% ke level USD 238/ton, nikel menguat +1.19% ke level USD 24,850 dan CPO menguat +2.39% ke level MYR 6,506. Sementara itu harga emas terpantau melemah -0.1% ke level USD 1,896/toz.

Sementara itu, analis SF Sekuritas mengatakan dalam riset hariannya Kamis (24/2/2022) bahwa pasar diperkirakan mencerna dampak negatif dari kenaikan harga minyak global yang dapat menekan sektor konstruksi karena APBN akan tersedot kepada pos subsidi energi.

Kemarin, sentimen ketegangan geopolitik di Ukraina terlihat tidak memberikan dampak negatif yang signifikan bagi pasar saham di Indonesia. Sementara itu bursa Asia berhasil bergerak naik kemarin di tengah kekhawatiran global terkait Ukraina. 

Namun, bagi Bursa Amerika melanjutkan pelemahan kemarin. Kekhawatiran terkait ketegangan geopolitik di Ukraina masih memberikan tekanan bagi pasar
saham. Apalagi, pemerintah Ukraina telah memerintahkan warganya yang ada di Rusia untuk meninggalkan Rusia. Selain itu, AS juga bersiap untuk menerapkan sanksi tambahan bagi Rusia.

"Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Ukraina berpotensi membuat inflasi AS tetap tinggi. Pasar kini mulai mempertimbangkan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50bp di bulan Maret, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yaitu 25 bp," tulisnya dalam riset. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron dan Saham Konstruksi Jadi Hantu Buat IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular