Cuan.. Cuan.. Cuan! Harga Batu Bara Meroket 18%
Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya dalam waktu 3 hari harga batu bara sukses membalikkan penurunan selama dua pekan. Kekhawatiran akan gangguan pasokan dari Rusia yang sedang berkonflik dengan negara Barat terus membuat harga batu bara melesat 3 hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan Ice Newcastle (Australia) untuk kontrak Maret melesat 5,5% ke US$ 237,15/ton pada perdagangan Rabu kemarin. Dalam 3 hari total penguatannya nyaris 18% dan berada di level tertinggi sejak 19 Oktober lalu.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Valdimir Putin pada Senin malam waktu setempat mengumumkan mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, yakni Donestk dan Luhansk.
Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian".
Amerika Serikat (AS) kemudian menyebut tindakan Rusia tersebut sebagai invasi. Presiden AS, Joe Biden, akhirnya memberikan sanksi ke Rusia, begitu juga Negara Barat lainnya akan melakukan hal yang sama.
Putin kemudian menyatakan "akan merespon dengan lebih besar" jika sanksi terus diberikan.
Ukraina bahkan sudah memberlakukan status darurat nasional sejak Rabu malam waktu setempat. Status akan berlaku mulai Kamis hingga 30 hari. Keadaan ini berlaku bagi semua wilayah Ukraina kecuali Donestk dan Luhansk.
Ukraina sendiri kemarin mengeluarkan peringatan ke warga untuk segera meninggalkan Rusia. Sementara Moskow mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv.
Rusia merupakan salah satu produsen terbesar batu bara. Berdasarkan data Worldometer, Rusia merupakan produsen batu bara terbesar ke 6 di dunia.
Apalagi dari sisi ekspor Rusia berada di urutan ketiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada tahun 2019, ekspor Rusia mencapai 217 juta ton. Posisi Rusia di pasar batu bara dunia pun cukup strategis karena menjadi pemasok sejumlah negara besar di Asia.
Pasokan batu bara dari Rusia bisa terhambat seandainya konflik antar negara tersebut berujung ke perang. Hal ini membuat harga batu bara terus menanjak di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)