
Hati-hati! Bursa Saham Guncang, Investor Mulai Khawatir

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi tensi konflik antara Rusia-Ukraina turut membuat para investor di pasar saham global was-was. Ini terlihat dari kompaknya aksi jual (sell-off) di mayoritas bursa saham utama dunia pada hari ini, Selasa (22/2/2022).
Berikut data kinerja indeks saham di bursa saham Asia Pasifik hingga Eropa hari ini.
Kinerja Indeks Saham di Bursa Domestik sampai Eropa Hari Ini (22/2)
Indeks Saham | Posisi | % Perubahan Harian |
IHSG | 6,861.99 | -0.59 |
Nikkei 225 (Jepang) | 26,449.61 | -1.71 |
Hang Seng (Hong Kong) | 23,520 | -2.69 |
Shanghai Composite (China) | 3,457.15 | -0.96 |
STI (Singapura) | 3,400.58 | -1.04 |
TOPIX (Jepang) | 1,881.08 | -1.55 |
Kospi (Korsel) | 2,706.79 | -1.35 |
ASX 200 (Australia) | 7,161.30 | -1.00 |
FTSE 100 Index (Inggris) | 7,451.72 | -0.44 |
DAX Frankfurt (Jerman) | 14,554.12 | -1.2 |
Stoxx 600 (Eropa) | 451.96 | -0.63 |
Sumber: BEI, RTI, Refinitiv | Khusus FTSE, Stoxx dan DAX adalah harga pasca-pembukaan pukul 16.48 WIB
Mengacu pada data di atas, dari pasar saham Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.861,994 atau drop 40,97 poin (-0,59%).
Kendati demikian, investor asing masih terus-menerus melakukan beli bersih (net buy) senilai Rp 727,03 miliar di pasar reguler. Sejak awal tahun ini (ytd), asing melakukan net buy hingga Rp 20,76 triliun.
Bersamaan dengan memerahnya IHSG, sejumlah bursa utama di Asia-Pasifik kompak 'merah padam' pada hari ini.
Indeks Nikkei 225 Tokyo, misalnya, turun 1,71%. Sementara, indeks Hang Seng menjadi yang paling anjlok, yakni minus 2,69%.
Selain soal tensi Ukraina-Rusia yang meninggi, amblesnya indeks Hang Seng hari ini terjadi di tengah kekhawatiran baru investor atas gelombang baru peraturan keras a la Beijing untuk sektor teknologi.
Saham raksasa teknologi Alibaba Group Holding Ltd. termasuk di antara top losers menyusul laporan Bloomberg bahwa pihak berwenang telah memulai pemeriksaan lain pada lengan bisnis fintech Alibaba.
Indeks aham di benua Eropa juga tak lepas dari aksi jual investor.
Indeks FTSE 100 London, ambil contoh, turun 0,44%. Semenjak pembukaan pasar pada pukul 14.00 WIB siang tadi, FTSE tidak bisa beranjak dari zona merah.
Kemudian, indeks DAX Jerman dan Stoxx 600 masing-masing turun 1,2% dan 0,63%.
Aksi Putin Bikin Barat Berang
Investor terus memantau ketegangan geopolitik yang turut membuat pasar kembali bergejolak setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan, telah mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, yakni Donetsk dan Luhansk pada Senin malam waktu setempat.
"Saya menganggap perlu untuk membuat keputusan yang seharusnya sudah dibuat sejak lama untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," kata Putin sebagaimana diwartakan CNBC International.
Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian".
"Dari laporan, saya pikir kita sudah dapat mengatakan bahwa Putin telah mengirim tank dan pasukan. Dari situ dapat disimpulkan bahwa invasi ke Ukraina telah dimulai," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid dikutip CNBC Internasional, Selasa (2/2/2022).
Meski demikian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden belum menggunakan kata 'invasi' untuk langkah yang dilakukan Rusia.
Sebelumnya, AS langsung menanggapi langkah Putin tersebut. Jen Paski salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan Presiden AS, Joe Biden, akan menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi, perdagangan dan pembiayaan oleh warga AS atau sebaliknya dari wilayah Donetsk dan Luhansk.
Sanksi yang diberikan tersebut tentunya bisa memanaskan hubungan AS dengan Rusia, belum lagi negara-negara Eropa yang kemungkinan akan mengambil langkah serupa.
Sementara itu, duta besar China untuk PBB menyerukan semua pihak yang terkait dalam krisis Ukraina untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan.
Hal ini bisa membuat tensi geopolitik masih mengalami eskalasi yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk.
Apabila sentimen pasar terus memburuk, maka aset berisiko seperti saham dan kripto akan terus dilepas oleh investor dan mereka cenderung beralih ke aset minim risiko (safe haven), seperti emas dan obligasi pemerintah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tutup Tahun, Bursa Saham Global Rontok Berjamaah
