Parah! Bursa Asia Merah Membara Dihantui Perang Rusia-Ukraina

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 February 2022 16:46
A panel displays the closing morning trading Hang Seng Index outside a bank in Hong Kong, China February 6, 2018. REUTERS/Bobby Yip
Foto: Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali ditutup berjatuhan pada perdagangan Selasa (22/2/2022), karena pasar kembali bergejolak imbas meningkatnya kembali tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Hang Seng (Hong Kong) ditutup ambruk 2,69% ke level 23.520, Nikkei (Jepang) ambles 1,71% ke 26.449,609, KOSPI (Korea Selatan) ambrol 1,35% ke 2.706,79, Straits Times (Singapura) tergelincir 1,04% ke 3.400,58, Shanghai Composite (China) merosot 0,96% ke 3.457,15, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,59% ke 6.861,99.

Indeks Hang Seng memimpin koreksi bursa Asia pada hari ini, diperberat oleh saham-saham teknologi di Hong Kong. Indeks Hang Seng Tech tergelincir 1,89%.

Saham Alibaba ambles 3,05%, menyusul laporan Bloomberg bahwa otoritas China telah mengatakan kepada bank dan perusahaan negara untuk melaporkan eksposur ke Ant Group.

Selain Alibaba, saham teknologi lainnya juga ambruk. Saham Meituan ambrol 5,1% dan Tencent melemah 0,13%.

Investor terus memantau ketegangan geopolitik, di mana pasar kembali bergejolak setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, yakni Donetsk dan Luhansk pada Senin malam waktu setempat.

"Saya menganggap perlu untuk membuat keputusan yang seharusnya sudah dibuat sejak lama untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," kata Putin sebagaimana diwartakan CNBC International.

Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian".

Alhasil, AS langsung menanggapi langkah Putin tersebut. Jen Paski salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan Presiden AS, Joe Biden, akan menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi, perdagangan dan pembiayaan oleh warga AS atau sebaliknya dari wilayah Donetsk dan Luhansk.

Sanksi yang diberikan tersebut tentunya bisa memanaskan hubungan AS dengan Rusia, belum lagi negara-negara Eropa yang kemungkinan akan mengambil langkah serupa.

Sementara itu, duta besar China untuk PBB menyerukan semua pihak yang terkait dalam krisis Ukraina untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan.

Hal ini bisa membuat tensi geopolitik masih tereskalasi yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk.

Apabila sentimen pasar terus memburuk, maka aset berisiko seperti saham dan kripto akan terus dilepas oleh investor dan mereka cenderung beralih ke aset minim risiko (safe haven) seperti emas dan obligasi pemerintah.

Pelaku pasar memfokuskan sentimen eksternal ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, karena pasar keuangan AS pada Senin kemarin libur memperingati Hari Ulang Tahun George Washington, presiden pertama AS.

Namun pada hari ini, pasar saham Negeri Paman Sam kembali dibuka dan cenderung kembali terkoreksi, dilihat dari pergerakan kontrak berjangka (futures) indeks saham AS yang terkoreksi nyaris 1%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular