
Omicron Buat PMI Manufaktur Jepang Turun, Australia Kok Naik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur Jepang bulan Februari ini bergerak pada laju pertumbuhan paling lambat dalam lima bulan akibat penurunan produksi, menggarisbawahi dampak berkepanjangan gangguan rantai pasokan global terhadap ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut.
Aktivitas di sektor jasa bahkan menyusut pada tingkat tercepat sejak Mei 2020 karena permintaan melemah setelah lonjakan infeksi virus corona melonjak mencapai rekor tertinggi karena varian Omicron.
Pembacaan awal Manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) yang dilakukan au Jibun Bank tercatat turun ke 52,9 dari 55,4 di bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dari bulan sebelumnya, sedangkan di atas 50 menunjukkan ekspansi.
"Produsen mengisyaratkan pengurangan output untuk pertama kalinya dalam lima bulan, meskipun tingkat kontraksi jauh lebih rendah daripada yang terlihat di sektor jasa," tulis Usamah Bhatti, ekonom di IHS Markit, yang menyusun survei tersebut.
Survei menunjukkan waktu pengiriman yang lebih panjang menandai parahnya kondisi rantai pasok, menyebabkan harga input naik pada tingkat tercepat sejak Agustus 2008.
"Perusahaan terus melaporkan bahwa kenaikan harga input dan kekurangan bahan, terutama bahan bakar dan logam terus mengurangi aktivitas sektor swasta," kata Bhatti.
Produsen manufaktur melihat stok bahan mentah dan input lainnya meningkat pada laju paling tajam sejak dimulainya survei pada Oktober 2001.
Sementara itu, pembacaan awal tersebut juga menunjukkan PMI sektor jasa au Jibun Bank masih mengalami kontraksi turun menjadi 42,7 dari angka final bulan sebelumnya di 47,6.
Baik produsen manufaktur dan perusahaan sektor jasa khawatir akan efek dari varian baru virus corona terhadap kondisi bisnis ke depan, survei menunjukkan. Namun, di saat bersamaan tetap memiliki optimisme tinggi akan pemulihan di tahun mendatang.
"Perusahaan optimis bahwa aktivitas akan meningkat di tahun mendatang, meskipun kebangkitan COVID-19 yang berkelanjutan telah mengaburkan prospek dan mendorong optimisme ke level terendah enam bulan," ungkap Bhatti.
Manufaktur Australia masih tumbuh
Sementara itu dari negara tetangga, meredanya gelombang Omicron memungkinkan sektor swasta Australia untuk kembali tumbuh pada Februari.
Menurut pembacaan awal IHS Markit, PMI manufaktur Australia meningkat dari pembacaan final Januari di angka 55,1 menjadi 57,6 pada Februari. Ini menandai bulan kedua puluh satu berturut-turut di mana kondisi di sektor manufaktur ekspansif.
Output manufaktur kembali menguat setelah ekspansi sempat melambat tajam pada awal 2022. Perusahaan melaporkan permintaan yang lebih tinggi ditambah dengan berkurangnya gangguan COVID-19 yang memungkinkan output untuk kembali tumbuh dengan tingkat pekerjaan juga naik untuk memenuhi pertumbuhan permintaan.
"Kepercayaan bisnis di antara perusahaan sektor swasta meningkat sekali lagi di bulan Februari setelah sempat turun di bulan Januari, mencerminkan sifat gelombang COVID-19 terbaru yang berumur pendek, yang merupakan tanda positif," ujar Jingyi Pan, ekonom di IHS Markit, yang menyusun laporan tersebut.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap! Aktivitas Manufaktur RI Ekspansif 5 Bulan Beruntun
