Warning! Bursa Asia 'Kebakaran', Nikkei-KOSPI Ambles 1% Lebih

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 21/02/2022 08:42 WIB
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka cenderung melemah pada perdagangan Senin (21/2/2022), karena investor di kawasan tersebut masih terus mengamati perkembangan dari ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina.

Indeks Nikkei (Jepang) dibuka ambles 1,76%, Hang Seng (Hong Kong) merosot 0,84%, Shanghai Composite (China) turun 0,12%, Straits Times (Singapura) melemah 0,28%, dan KOSPI (Korea Selatan) ambrol 1,38%.

Dari China, bank sentral (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya pada hari ini, sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.


Suku bunga acuan bertenor 1 tahun tetap di level 3,7%, sedangkan suku bunga acuan berjatuh tempo 5 tahun juga masih berada di level 4,6%.

Sementara itu dari Jepang, data awal atau perkiraan dari aktivitas manufaktur yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Februari 2022 versi Jibun Bank/Markit dilaporkan turun menjadi 52,9, dari sebelumnya pada bulan lalu di angka 55,4.

Meski turun, tetapi PMI manufaktur Negeri Matahari Terbit masih berada di zona ekspansif.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.

Pelaku pasar di Asia masih memantau perkembangan kondisi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina pada hari ini, di mana kekhawatiran akan potensi invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan akan terus membebani sentimen investor.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden tiba-tiba membatalkan rencana untuk pulang ke Delaware pada Minggu kemarin setelah pertemuan tingkat atas mengenai krisis Ukraina.

Pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada Minggu kemarin yang cukup langka tersebut dimulai sekitar tengah hari dan berlangsung sekitar dua jam.

Kembali dari Rusia-Ukraina, panasnya tensi kedua negara bekas pecahan Uni Soviet tersebut pun masih bergejolak.

Pekan lalu, memang sempat tersiar kabar bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin akan menarik pasukannya dari Ukraina dan pejabat Rusia menyebut bahwa "latihan militer" yang dilakukan di perbatasan Ukraina telah selesai.

Akan tetapi kondisi kembali memburuk karena Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) dan AS tidak melihat adanya pengurangan pasukan yang signifikan, malah sebaliknya. Joe Biden bahkan meyakini bahwa Putin telah membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina.

Selain masih memanasnya tensi geopolitik Rusia dan Ukraina, investor di Asia juga masih akan memantau inflasi global yang masih meninggi, di mana AS, Inggris, dan sebagian besar negara di kawasan Eropa sejauh ini mencatatkan inflasi tertinggi lebih dari dua dekade terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"