
Sudah Naik 6% Lebih, Harga Minyak 'Rehat' Sejenak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia turun pada perdagangan pagi hari ini. Maklum, harga si emas hitam sudah naik tinggi sekali.
Pada Senin (21/2/2022) pukul 07:15 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 94.73/barel. Anjlok 1,27% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 91,07/barel. Berkurang 0,75%.
Well, koreksi ini terjadi setelah harga minyak sudah melesat. Meski pagi ini turun, tetapi dalam sebulan terakhir harga brent dan light sweet masih membukukan kenaikan masing-masing 6,87% dan 6,63% secara point-to-point.
Oleh karena itu, wajar kalau investor ingin sejenak mencairkan keuntungan karena memang cuan yang bisa didapat lumayan besar. Aksi ambil untung (profit taking) ini membuat kontrak minyak mengalami tekanan jual sehingga harganya turun.
Halaman Selanjutnya --> Ancaman Perang Dunia III Bakal Dongkrak Harga Minyak
Namun ke depan, sepertinya harga bakal naik lagi. Dinamika geopolitik di Ukraina akan menjadi faktor pendongkrak harga minyak.
Ancaman serangan Rusia ke Ukraina belum reda. Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarusia yang semestinya berakhir Minggu waku setempat. Negeri Beruang Merah juga terpantau terus menambah jumlah pasukan ke perbatasan Ukraina.
"Apa yang kita lihat adalah sesuatu yang sangat serius. Sampai tank benar-benar bergerak, pesawat benar-benar meluncur, kami akan menggunakan setiap kesempatan untuk berdiplomasi dengan Presiden Vladimir Putin (Presiden Rusia)," kata Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Jika Rusia tetap menyerbut Ukraina, yang kemudian bakal memicu Perang Dunia III, maka dampak ekonominya pasti akan sangat terasa. Terutama untuk urusan harga minyak.
Pasalnya, Rusia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak utama dunia. Perang pasti akan mengganggu produksi dan distribusi minyak dari Rusia sehingga pasokan ke pasar dunia berkurang dan harga bakal naik.
Belum lagi Rusia terancam terkena sanksi jika benar-benar menginvasi Ukraina. Ursula Von Der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa, mengancam Rusia akan putus hubungan dengan pasar internasional dan akses ekspor.
"Semua barang yang kami buat, di mana kami dominan di pasar dunia, Rusia tidak akan punya gantinya. Rusia akan terputus dan pasar dunia," tegas Von Der Leyen, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak