Jelang Rilis NPI, IHSG Dibuka Merangsek ke Jalur Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 18/02/2022 09:31 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi di pembukaan perdagangan Jumat (18/2/2022), di tengah masih tingginya tensi di Ukraina sementara pasar mengantisipasi rilis neraca transaksi berjalan.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka naik 2 poin (+0,035%) ke 6.837,519 pada pukul 09:00 WIB, dan selang 20 menit kemudian menjadi 10,6 poin (0,16%) ke 6.845,019. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 64,65 miliar.

Saham yang diburu asing terutama adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 26,6 miliar dan Rp 17,3 miliar. Keduanya bergerak berbeda arah di mana ARTO naik 2,3% ke Rp 15.550 sementara BBRI flat di Rp 4.400/unit.


Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 5,7 miliar dan Rp 4,7 miliar. Keduanya bergerak berlawanan, dengan koreksi BUMI sebesar 6,25% ke Rp 75/unit dan reli SCMA sebesar 0,77% menjadi Rp 262/saham.

Nilai perdagangan berangkat di angka Rp 1,7 triliunan dengan melibatkan 4,9 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 266.000-an kali. Mayoritas saham menghijau yakni sebanyak 205 unit, sementara 180 lain melemah, dan 209 sisanya flat.

Nilai transaksi terbesar dibukukan saham PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) sebesar Rp 119 miliar diikuti ARTO senilai Rp 114,6 miliar. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 105,5 miliar.

Volatilitas IHSG terjadi di tengah tren koreksi di bursa Asia. Indeks bursa Australia memimpin dengan koreksi sebesar 0,65%, diikuti indeks Nikkei Jepang sebesar 0,53%. Hanya indeks Shanghai China dan Strait Times Singapura yang masih menguat, masing-masing sebesar 0,04% dan 0,03%.

Koreksi Asia terjadi karena ketegangan di Ukraina kian memanas setelah Rusia mengusir wakil duta besar Amerika Serikat (AS) dengan pernyataan keras. Moskow menilai AS memanaskan situasi dan memperuncing konflik dengan tidak menghiraukan kepentingan keamanan Rusia terkait perekrutan Ukraina ke ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengungkapkan Rusia bukannya menarik pasukan malah menambah 7.000 tentara di perbatasan Ukraina dalam 24 jam terakhir. Ini menimbulkan ancaman yang sangat serius.

Dari Indonesia, investor akan memantau rilis Neraca Pembayaran Indonesa (NPI) periode kuartal IV-2021. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) sudah memperkirakan NPI sepanjang 2021 akan kembali mencatat surplus. Pada 2020, NPI surplus US$ 2,6 miliar.

Bahkan transaksi berjalan atau current account pun diperkirakan surplus. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 2011 Indonesia tidak memiliki current account deficit (CAD)

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor