Tolak AS, OPEC+ Tetap Moderat Soal Kenaikan Produksi Minyak
Jakarta, CNBC Indonesia - Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan produksi minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir pada tanggal 11 Februari 2022 sebesar 11,6 juta ton, sama seperti pekan yang berakhir pada 4 Februari.
Sementara itu, American Petroleum Institute (API) memperkirakan penarikan persediaan minyak mentah minggu ini untuk sebesar 1,076 juta barel. Jumlah ini lebih sedikit dari perkiraan analis sebesar 1,769 juta barel.
Pada minggu sebelumnya, API melaporkan penarikan persediaan minyak mentah sebesar 2,025 juta barel saat analis memperkirakan peningkatan persediaan sebesar 675.000 barel.
Persediaan minyak mentah AS telah turun sekitar 80 juta barel sejak awal 2021 dan sekitar 22 juta barel sejak awal 2020. Stok minyak mentah global yang rendah membuat tren harga minyak tetap tinggi di luar pengaruh eskalasi geopolitik di Eropa Timur.
Harga minyak yang melambung membuat inflasi AS melonjak hingga 7,5% pada bulan Januari, terpanas sejak 1982.
Maka dari itu AS cukup gigih meminta OPEC+ untuk meningkatkan produksinya agar masalah harga minyak yang tinggi dapat teratasi.
Untuk kedua kalinya minggu ini, Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi Internasional (IEA), meminta kelompok OPEC+ untuk mempersempit kesenjangan yang melebar antara target produksi dan produksi aktual.
"Ada perbedaan signifikan antara target yang ditetapkan oleh kelompok OPEC+ dalam hal tingkat produksi dan apa yang terjadi saat ini," kata Birol dalam konferensi di Riyadh.
"Penting bagi kelompok OPEC+ untuk menutup kesenjangan ini dan kami berharap mereka akan memasok lebih banyak minyak mentah ke pasar," tambahnya.
Secara tidak langsung, Birol mendesak OPEC+ untuk meningkatkan jumlah produksi minyak mentah dalam upaya menekan harga minyak dunia yang telah melampaui US$ 90/barel.
Tak hanya AS, India dan negara lain pun turut mendesak OPEC+ untuk memompa lebih banyak minyak mentah. Terlebih lagi saat ini kondisi ekonomi sudah pulih dari pandemi Covid-19.
Bak bertepuk sebelah tangan, OPEC+ sepakat mempertahankan peningkatan moderat dalam produksi minyak mentah pada bulan Maret.
Hal ini berpotensi membuat gap target produksi dan produksi akan tetap lebar. Keadaan tersebut dapat menopang harga minyak untuk tetap bertahan di level yang tinggi karena pasokan yang tak kunjung pulih.
Laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa pada Januari kesenjangan antara target dan produksi melebar menjadi 900.000 barel per hari (bph).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)