Bursa Asia Mixed, Investor Amati Geopolitik di Eropa Timu
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka bergerak beragam pada perdagangan Kamis (17/2/2022). Investor masih mengamati situasi di Ukraina.
Indeks Nikkei Jepang di sesi awal perdagangan turun 0,33% dan indeks Topix melemah 0,42%. KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,98%. Hang Seng Hong Kong menguat tipis 0,02%. Saham di dataran China diperdagangkan di zona merah di mana indeks Shanghai Composite China turun 0,05%.
Sementara itu, Straits Times Singapura terapreasiasi 0,66%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,8%, di mana Australia menambahkan 12,900 pekerjaan baru di Januari dan di atas prediksi pasar, jika mengacu kepada Reuters. Namun, menurut Biro Statistik Australia, persentase pengangguran tetap berada di 4,2% yang sesuai dengan proyeksi poling analis Reuters.
Kemarin, data ekspor Jepang di Januari berada di bawah ekspektasi pasar dengan menunjukkan kenaikan sebanyak 9,6% (year-on-year). mengacu kepada Reuters. persentase tersebut berlawanan dengan prediksi pasar yang mengharapkan kenaikan sebanyak 16,5%.
Perkembangan geopolitik kemarin, North Atlantic Treaty Organization (NATO) menuduh Rusia menaikkan jumlah pasukan militer di perbatasan Ukraina, sehari setelah Rusia mengklaim telah menarik kembali pasukan milternya. Mengacu kepada NBC News, sebanyak 7,000 tentara telah bergabung dengan 150,000 tentara yang sudah berada di perbatasan Ukraina.
Pergerakan yang beragam di bursa saham Asia mengekor performa bursa saham di Wall Street tadi malam. Tercatat indeks Dow Jones naik 54,57 poin ke level 34.934,27, tapi indeks S&P 500 naik tipis ke level 4.475,01 atau 0,09%. Sementara itu, indeks Nasdaq melemah 0,11% ke level 14.124,10.
Kenaikan tipis indeks S&P 500 dipicu oleh rilis kinerja keuangan dari emiten teknologi yang beragam. Saham Cisco Systems melonjak naik mendekati 5% di beberapa jam setelah perdagangan ditutup karena kinerja yang baik dan melampaui ekspektasi pasar di Wall Street. Sementara itu, saham Fastly turun lebih dari 22% walaupun telah merilis neraca keuangan yang baik. Hal tersebut dipicu oleh penurunan pada harga saham per lembar yang turun 10 cents.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)