Perang Dunia III Batal, Apa Kabar Harga Komoditas Hari Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Rusia dikabarkan sudah kembali ke barak, mendinginkan tensi Rusia-Ukraina yang sempat memanas. Hal ini jadi membuat harga komoditas kembali bergejolak. Ada yang ambles, namun juga ada yang stabil bahkan naik.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara serta prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.
Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.
"Soal perang, memangnya kami mau perang? Tentu saja tidak. Itulah mengapa kami membuat proposal untuk negosiasi yang hasilnya nanti harus memastikan keamanan yang adil bagi semua, termasuk negara kami," tegas Vladimir Putin, Presiden Rusia, dilansir Reuters.
Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, menyambut baik sinyal positif yang diberikan Rusia. "Ada pertanda dari Moskow bahwa diplomasi akan berlanjut," katanya, seperti diberitakan Reuters.
Perkembangan ini membuat dunia lega. Jika konflik semakin reda, maka ancaman Perang Dunia III bisa terhindarkan.
Tensi perang yang menurun, membuat reli harga komoditas pun mendingin. Komoditas yang terdorong akibat ancaman perang berguguran.
Minyak
Harga minyak mentah dunia anjlok hingga 3% pada perdagangan kemarin akibat sentimen perang dunia yang mereda.
Kemarin (15/2/2022) harga minyak jenis Brent ditutup di US$ 93,28 per barel, ambles 3,32%. Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya ditutup di US$ 92,07 per barel, anjlok 3,55%.
Asal tahu saja Rusia adalah salah satu produsen dan distributor minyak terbesar di dunia. Sehingga ketika ada konflik di Rusia, maka harga minyak akan terpengaruh.
Melansir data BP Statistical Review, Rusia adalah produsen minyak terbesar nomor 3 dunia dengan produksi 10,7 juta barel per hari (bph) pada tahun 2020. Ini setara 12,1% dari total produksi minyak dunia.
Batu Bara
Batu bara memiliki hubungan yang erat dengan harga minyak mentah dunia. Ini karena statusnya sebagai sama-sama komoditas energi. Maka dari itu penurunan harga minyak menular ke harga batu bara.
Kemarin (15/2/2022) harga batu bara dunia ditutup di US$ 215,4/ton, turun 2,09% dibandingkan dengan posisi hari sebelumnya.
Aset safe haven
Aset safe haven seperti emas dan perak akan diburu oleh investor ketika ada ancaman perang. Sebab aset safe haven bisa melindungi nilai uang yang turun dari ketidakpastian ekonomi akibat konflik geopolitik.
Selain itu harga emas dan perak secara umum cenderung stabil sehingga jadi pilihan investor untuk mengamankan asetnya.
Namun apabila konflik mereda dan menyebabkan perang batal, investor mulai melepaskan aset safe haven dan beralih ke aset berisiko seperti pasar saham. Sehingga harga emas dan perak akan cenderung turun.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.853/troy ons, turun 0,92% dibandingkan dengan harga penutupan hari sebelumnya.
Harga perak lebih parah, jatuh 2,06% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi US$ 23,34/ons.
Nikel
Berbeda dengan minyak, nikel malah menguat meskipun Rusia memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga.
Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista. Sehingga memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga nikel dunia.
Namun, persediaan yang terus menipis membuat harga nikel menguat pada perdagangan hari ini. Pada Rabu (16/2/2022) pukul 13.46 WIB harga nikel tercatat US$ 23.425/ton, naik 0,57% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
CPO
Harga CPO jatuh terseret harga minyak yang anjlok. Sebab CPO bisa diolah menjadi biodiesel yang menjadi bahan bakar pengganti BBM. Sehingga saat harga minyak melemah, maka harga CPO akan tertekan.
Pada Rabu (16/2/2022) pukul 13:42 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.516/ton merosot 2,49%.
(ras/vap)