
Ada Ancaman Perang Dunia III, Harga Minyak Sentuh Rekor Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Konflik di Eropa yang kian meruncing mendongkrak harga si emas hitam.
Pada Senin (14/2/2022) pukul 07:51 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 95,33/barel. Naik 0,94% dan menjadi rekor tertinggi sejak 2014.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 94,26/barel. Melesat 1,24%, juga berada di titik tertinggi sejak 2014.
Perkembangan geopolitik di Eropa membuat pasar (dan seluruh dunia) ketar-ketir. Ketegangan di perbatasan Ukraina, di mana Rusia sudah menyiagakan armada tempur, membuat negara-negara Barat cemas Negeri Beruang Merah akan menginvasi negara asal pesepakbola Andriy Shevchenko tersebut.
"Jika Ukraina benar-benar diserang, maka situasi menjadi semakin tidak pasti," tegas Jay Hatfield, Chief Investment Officer di Infrastructure Capital Management yang berkedudukan di New York, seperti diberitakan Reuters.
Sebagai infomasi, Rusia dan Belarusia tengah menggelar latihan perang intensif. Ini dilakukan setelah AS menambah jumlah pasukan di Eropa Timur.
"Invasi Rusia ke Ukraina bisa dimulai kapan saja. Kami tidak bisa memperkirakan waktunya, tetapi kami sudah sampaikan beberapa kali bahwa kemungkinan itu ada," kata Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.
Laporan intelijen AS menyebut bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi Rabu pekan ini, meski tidak ada pejabat Negeri Adidaya yang bisa memberikan konfirmasi. Jika itu sampai terjadi, maka akan menjadi awal dari Perang Dunia III.
"Kami terus memantau dan membagikan kepada dunia bagaimana situasi di sana. Kami akan berupaya mencegah operasi serangan palsu yang mungkin menjadi awalan dari serangan sungguhan," tegas Sullivan.
Jika sampai terjadi (amit-amit jabang bayi), maka perang pasti akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang sangat dahsyat. Seorang pejabat di lingkaran dalam pemerintah Amerika Serikat (AS) membisikkan kepada NBC News bahwa serangan Rusia ke Ukraina akan menyebabkan korban luka bahkan nyawa bisa mencapai 50.000 orang.
Plus, sekitar 5 juta orang diperkirakan terpaksa mengungsi jika perang terjadi. Pihak militer Ukraina yang bisa mengalami luka atau kehilangan nyawa diperkirakan 5.000-25.000 orang.
Tidak hanya itu, sentimen perang juga berdampak ke ekonomi, termasuk pasar keuangan. Di pasar komoditas, harga minyak dunia 'terbang' karena kekhawatiran perang akan menyebabkan gangguan produksi dan distribusi.
Maklum, perang ini akan melibat Rusia, salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar dunia. So, tidak heran harga si emas hitam menyentuh titik tertinggi sejak 2014.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Gokil Pemirsa! Harga Minyak To The Moon, Ada Apa Nih?