Review Sepekan

Eskalasi Inflasi AS & Tensi Ukraina Lambungkan Harga Emas

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 February 2022 19:10
[Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di pasar utama nasional sepanjang pekan ini menguat Rp 18,000 per gram, sejalan dengan penguatan harga emas dunia yang mencapai US$ 18,9 per troy ons. Ada dua faktor pemicu di baliknya.

Harga jual logam mulia tersebut di situs PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Sabtu (15/1/2022) bertambah 1,28% atau sebesar Rp 12.000 menjadi Rp 953.000/gram dari perdagangan Jumat yang berada di level Rp 941.000/gram.

Namun secara mingguan, harga emas Antam per Sabtu terhitung menguat 1,93% karena pada Sabtu pekan lalu harga emas di gerai BUMN logam tersebut berada di level Rp 935.000/gram. Pada Minggu hari ini, harga emas Antam tak mengalami perubahan.

Jika melihat pada polanya, harga emas Antam secara harian cenderung mengikuti harga emas dunia, dengan jeda keterlambatan selama sehari. Harga emas dunia tengah pada Jumat kemarin memang menguat, sebesar 1,72% menjadi US$ 1.858/troy ons.

Secara mingguan, harga logam mulia dunia tersebut memang sedang menguat, yakni sebesar 2,79%, dari posisi Jumat pekan lalu di angka US$ 1.807,5/troy ons. Kenaikan harga terjadi setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan inflasi Januari yang meroket di atas prediksi.

Pendorong besar penguatan emas pekan ini ada dua, yakni faktor geopolitik dan meningkatnya kecemasan seputar outlook perekonomian global menyusul lonjakan inflasi yang diprediksi berujung pada kian agresifnya bank moneter negara maju untuk mengetatkan moneternya.

Inflasi AS ternyata masih menyisakan persoalan, dengan angka 7,5% (tahunan) per Januari, yang merupakan angka tertinggi sejak 1982 dan bahkan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7,2%. Ketika inflasi meninggi, maka aset emas menjadi semakin bernilai sebagaimana fungsinya sebagai alat lindung nilai (hedging) melawan gerusan inflasi.

Di sisi lain, pasar mencemaskan prospek pemulihan ekonomi, karena lonjakan inflasi diprediksi memicu kebijakan hawkish di ranah moneter, yang bermanfaat untuk mengerem inflasi tetapi secara bersamaan bisa menekan pertumbuhan ekonomi.

Faktor geopolitik juga mendorong lonjakan harga emas. Jake Sullivan, penasehat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan Rusia kemungkinan akan menyerang Ukraina dalam hitungan hari, dan dimulai dari serangan udara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Capai Rp 1,7 Triliun, Laba Bersih ANTAM Melonjak 105%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular