
Raksasa Energi Prancis Cetak Laba Tertinggi dalam 14 Tahun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan energi asal Prancis, TotalEnergies, mencetak laba bersih US$ 16 miliar atau sekitar Rp 229 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) pada 2021.
Capaian ini merupakan rekor laba tertinggi sejak rekor terakhir pada 2007 dan 2008 lalu.
Mengutip Reuters, Kamis (10/02/2022), CEO TotalEnergies Patrick Pouyanne mengatakan, capaian ini membuat perusahaan bisa membeli US$ 2 miliar sahamnya kembali pada pertengahan 2022 mendatang. Dia pun menambahkan, tak menutup kemungkinan pada semester kedua tahun ini perusahaan bisa meningkatkan pembelian saham kembali.
TotalEnergies juga mengumumkan peningkatan dividen interim sebesar 5% untuk tahun 2022. Pouyanne mengatakan, ini dilakukan "mengingat pertumbuhan struktural dalam arus kas yang dihasilkan oleh bisnis LNG dan listrik".
Pada kecepatan saat ini, menurutnya arus kas bisa mencapai US$ 32-35 miliar pada tahun 2022.
Perusahaan mengatakan investasi ditargetkan bisa mencapai US$ 14-15 miliar pada tahun 2022 ini, termasuk US$ 3,5 miliar dalam energi terbarukan dan listrik - bidang utama yang telah ditargetkan untuk pertumbuhan.
TotalEnergies mengatakan pihaknya menargetkan akan memiliki total kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan mencapai sebesar 16 Giga Watt (GW) pada akhir tahun ini, termasuk tambahan lebih dari 6 GW yang akan beroperasi tahun ini.
Kuartal terakhir tahun 2021 adalah "luar biasa," kata Pouyanne kepada wartawan, dengan mengatakan itu adalah yang terkuat dalam catatan rekor perusahaan.
"Pada kuartal keempat, harga minyak terus naik, naik 9% dibandingkan kuartal sebelumnya, sementara harga gas di Eropa dan Asia, didorong oleh meningkatnya permintaan, mencapai titik tertinggi sepanjang masa ... dan harga listrik di Eropa mencapai rekor tertinggi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Seperti diketahui, harga gas alam dan listrik di seluruh dunia telah melonjak sejak pertengahan tahun lalu karena pasokan gas yang ketat dan permintaan yang lebih tinggi karena ekonomi pulih dari penutupan pandemi.
Total telah membukukan kerugian US$ 7,2 miliar pada tahun 2020, terpukul oleh penurunan aset karena pandemi menghantam konsumsi bahan bakar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Migas Inggris Cetak Profit Tertinggi dalam 8 Tahun!