Tunggu Petunjuk Pak Perry, Rupiah Gasak Dolar Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencapai level tertinggi 7 bulan di awal pekan ini, kurs dolar Singapura terus menurun melawan rupiah, termasuk pada perdagangan Kamis (10/2). Rupiah menjadi bertenaga jelang pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).
Pada pukul 10:10 WIB, SG$ 1 diperdagangkan di kisaran Rp 10.670, dolar Singapura melemah 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari 2022 pada 9-10 Februari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang berbeda pendapat.
Jika terwujud, maka suku bunga acuan akan genap setahun berada di 3,5%, tidak pernah berubah. Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyerang Tanah Air, BI sudah memotong suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).
Meski demikian, pelaku pasar akan melihat sinyal kapan BI akan menaikkan suku bunga. Sebab, inflasi di dalam negeri kini sudah ke atas 2%, dan bank sentral AS (The Fed) yang akan agresif dalam menaikkan suku bunga di tahun ini.
Sementara itu Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), sudah mengetatkan kebijakan monenternya sebanyak dua kali, pada bulan Oktober 2021 dan Januari lalu. Semuanya pengetatan tersebut menjadi kejutan bagi pelaku pasar yang membuat dolar Singapura menanjak.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan (Singapore dollar nominal effective exchange rate) S$NEER. Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
Dalam dua kali pengetatan yang dilakukan, MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.
MAS diperkirakan akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya di bulan April nanti, sebab pengetatan yang dilakukan bulan lalu tidak besar.
"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)