
Pilih Deposito Atau Dividen Bank? Coba Baca Ini Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Empat bank besar telah merilis hasil kinerja periode 2021. Kini, saatnya menanti dividen dari The Big Four tersebut.
Baik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memang belum ada yang mengumumkan rencana pembagian dividen tahun buku 2021. Namun, keempat bank ini belum pernah absen memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui dividen tersebut.
Imbal hasil atawa yield dividen keempat bank juga tak kalah menarik. BMRI misalnya. Yield dividen tahun buku 2020 sebesar 3,30% dengan nilai dividen pada waktu itu sebesar Rp 220,27/saham saat itu.
Yield dividen BBRI tahun buku 2020 tercatat sebesar 2,30% dengan dividen per saham Rp 98.90.
Jika disandingkan dengan suku bunga deposito tenor satu bulan hingga 12 bulan yang ada di kisaran 2%, maka yield dividen tersebut tak kalah menarik.
Yield dividen BBCA dan BBNI tahun buku 2020 memang berada di bawah kisaran suku bunga deposito. Nilai yield keduanya masing-masing 1,70% dan 0,76%.
Namun, deposito hanya mengandalkan return dari bunga. Sedang saham, selain dividen, investor juga bisa mendapat nilai tambah dari gain pergerakan harga saham.
Secara historis, yield dividen keempatnya memang tinggi. BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI juga masuk daftar IDX High Dividend 20.
Sebagai informasi, yield dividen atawa dividend yield adalah dividen per saham dibagi dengan harga pasar saham.
Secara sederhana, dividend yield adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh emiten. Misalnya, perusahaan X memberikan dividen per saham (DPS) sebesar Rp 100/saham, di mana harga pasar saat ini adalah Rp 5.000/saham, maka yield dividend perusahaan X tersebut adalah 2%.
Imbal hasil tersebut menunjukkan keuntungan riil yang bisa didapatkan seorang investor dari tiap rupiah kocek yang ia keluarkan untuk membeli per unit saham tersebut.