Makin Mahal, Dolar Singapura Bisa Melesat ke Rp 11.000/SG$!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 08/02/2022 11:35 WIB
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menyentuh level tertinggi 7 bulan melawan rupiah di awal pekan kemarin. Pada perdagangan hari ini, Selasa (8/2), mata uang Negeri Merlion ini berbalik turun, tetapi ke depannya tren penguatan kemungkinan besar masih akan berlanjut.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 9:52 WIB, dolar Singapura berada di kisaran Rp 10.688/SG$, melemah 0,17% di pasar spot. Sementara kemarin, sempat menyentuh Rp 10.715/SG$ yang merupakan level tertinggi sejak 16 Juli 2021.

Di tahun ini, Bloomberg memperkirakan dolar Singapura akan menjadi raja mata uang di Asia Tenggara. Sebabnya, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang diperkirakan akan kembali mengetatkan kebijakan moneter akibat tingginya inflasi. Selain itu, Singapura juga sukses meredam penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19).


Data dari pemerintah Singapura kemarin menunjukkan inflasi di bulan Desember melesat 4% year-on-year (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,8% (yoy), dan tertinggi sejak Februari 2013.

Kemudian inflasi inti yang tidak memasukkan biaya akomodasi dan transportasi pribadi melesat 2,1% (yoy), tertinggi sejak Juli 2014. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,6% (yoy) dan hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan sebesar 1,7%.

Pasca pengumuman tersebut, pada Selasa (25/1) MAS mengumumkan "sedikit" menaikkan slope $SNEER, begitu juga dengan lebar (width) tetapi titik tengah atau centre tidak berubah.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).

Pada 14 Oktober lalu MAS juga menaikkan kemiringan (slope) S$NEER dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara width dan centre masih tetap.

MAS diperkirakan akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya di bulan April nanti, sebab pengetatan yang dilakukan bulan lalu tidak besar.

"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.

Sementara itu secara teknikal, ruang penguatan dolar Singapura juga cukup besar, bahkan berpeluang melesat mendekati Rp 11.000/SG$.

Grafik: Dolar Singapura vs Rupiah (SGD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Melihat grafik harian, dolar Singapura melawan rupiah (SDG/IDR) membentuk pola Double Bottom, yang menjadi sinyal kenaikan harga.

Bottom berada di kisaran Rp 10.400/SG$, sementara neckline di kisaran Rp 10.650/SG$, jarak kedua level tersebut Rp 250.

Sehingga, selama bertahan di atas neckline, target penguatan SGD/IDR sebesar Rp 250 dari Rp 10.650/SG$, artinya di Rp 10.900/SG$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Rate Turun, IHSG Terbang Lebih Dari 1% Tapi Rupiah Tumbang