
Erick Thohir: RI Jangan Terlena Dengan Sumber Daya Alam

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk bisa menjadi katalisator ekonomi digital Indonesia. Dengan disrupsi digital yang terjadi saat ini, momentum ini bisa dimanfaatkan agar BUMN bisa memanfaatkan potensi yang ada.
Dia mengatakan, Indonesia harus menciptakan ekosistem digital sendiri. Jangan sampai hanya terlena dengan sumber daya alam (SDA) yang ada sedangkan potensi market yang ada justru menjadi sumber pertumbuhan ekonomi negara lain.
"BUMN harus menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui transformasi dan inovasi digital, kata Erick dalam siaran persnya, Senin (7/2/2022).
Upaya yang sudah mulai dilakukan saat ini seperti mengembangkan ekosistem digital Indonesia melalui PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan anak-anak usahanya.
Dimulai dengan membangun data center, komputasi awan, jaringan fiber optik, dan G5; pembentukan merah putih fund sebagai dukungan pendanaan bagi startup yang memiliki founder orang Indonesia, beroperasi di Indonesia, dan akan go publik di Indonesia; serta Telkomsel yang akan menjadi agregator dan fasilitator bagi kreator konten lokal.
Dari segi sumber daya manusia, saat ini kementerian menargetkan 80 ribu pegawai BUMN memiliki skill dan midset digital pada 2024. BUMN, lanjut Erick, menggandeng sejumlah universitas dalam program magang mahasiswa bersertifikat.
"Kita tidak ingin menjadi menara gading karena kita tentu tidak bisa sendiri. Makanya kita terus mendorong program pendidikan beasiswa untuk 7.700 pelajar dan mahasiwa harus melek teknologi serta sertifikasi kompetensi untuk 2.022 guru," terang dia.
Selain itu, juga ada kesempatan magang dalam program Indonesia Top Talent Internship pada proyek atau riset strategis BUMN.
Beberapa perusahaan yang terlibat yakni riset vaksin pada PT Bio Farma (Persero), ekonomi hijau pada PT PLN (Persero), Bio Informatika pada PT PTPN (Persero), upaya penurunan gas emisi pada PT Pertamina (Persero), studi dekarbonisasi dan mining scientis pada MIND ID, serta blockchain dan AI pada Telkom.
Dia menyebutkan hal tersebut harus dilakukan sejak sekarang sebab Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada 2045.
Untuk mencapai tahap tersebut, saat ini ada tiga tantangan yang terjadi saat ini yakni tantangan pasar global dengan terganggunya rantai pasok dunia akibat pandemi, tantangan disrupsi digital, dan tantangan dari sektor kesehatan.
Di samping itu, potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan akan terus bertumbuh hingga Rp 1.736 triliun pada 2025 atau tumbuh signifikan dibandingkan 2015 yang sebesar Rp 112 triliun, 2019 yang sebesar Rp 560 triliun, dan 2020 yang sebesar Rp 616 triliun.
Kontributor utamanya saat ini dari sektor e-commerce, transportasi dan makanan, travel daring, dan media daring.
(mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN