Mulai Pulih! Bitcoin Tembus US$ 41 Ribu, Ethereum Melesat 16%

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Minggu, 06/02/2022 12:15 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga aset kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) mulai pulih sepanjang pekan lalu, setelah mengawali 2022 dengan terjal. Bitcoin (BTC), kripto terjumbo, kembali menyentuh level tertinggi dalam 2 minggu terakhir US$ 40 ribu sejak Jumat (4/2).

Menurut data Coinmarketcap, Minggu (6/2/2022), pukul 09.44 WIB, BTC terapresiasi 0,36% ke US$ 41.54643/koin dalam 24 jam terakhir. Harga tersebut tertinggi sejak 22 Januari lalu. Dalam sepekan, koin kripto tertua ini sudah naik 9,17%.

Sementara, kripto terbesar nomor dua, ETH, naik 0,81% ke US$ 3.021,58/koin dibandingkan hari sebelumnya. Selama sepekan, ETH melonjak 16,96%.


Di antara 10 besar kripto, hanya token Cardano (ADA) yang turun 0,3% selama 24 jam terakhir, kendati dalam sepekan token ini naik 6,56%. (Lihat tabel di bawah ini).

Adapun Binance Coin (BNB) menjadi yang paling menguat selama harian, yakni sebesar 5,00%. Sementara, dalam seminggu, token Solana (SOL) menjadi pemimpin kenaikan, sebesar 21,00%, ke US$ 114,71.

Kinerja 10 Besar Aset Kripto 

Nama

Kode

Harga Terakhir (US$)

% 24 Jam

% Sepekan

Bitcoin

BTC

41546.43

0.36

9.17

Ethereum

ETH

3021.58

0.81

16.96

Binance Coin

BNB

418.12

5.00

7.83

Cardano

ADA

1.13

-0.3

6.56

Solana

SOL

114.71

2.94

21.00

XRP

XRP

0.6718

0.82

9.18

Terra

LUNA

56.79

2.36

14.38

Polkadot

DOT

21.72

4.95

16.97

Dogecoin

DOGE

0.1486

0.8

4.31

Avalanche

AVAX

78.70

1.48

11.21

Sumber: Coinmarketcap.com | Harga per 09.44 WIB.

Lebih lanjut, top gainers token/koin 100 besar selama 24 jam terakhir dipegang oleh Gala (GALA) dengan kenaikan 52,83%, sedangkan top losers disematkan kepada UNUS SED LEO (LEO) yang ambles 8,12%.

Dalam seminggu, top gainers 100 besar juga diraih oleh GALA dengan lonjakan harga 62,35%. Berbeda nasib, token Kadena (KDA) turun 3,25% dalam sepekan.

Bitcoin cs mulai berusaha pulih di tengah komentar dari para pihak otoritas yang cukup skeptis dengan aset kripto.

Pada Senin (31/1), melansir Decrypt, Penasihat Keuangan Dana Moneter Internasional (IMF), Tobias Adrian, memperingatkan 'cryptoization' atau kriptoisasi yang merayap, istilah yang ia gunakan untuk aset kripto yang mulai 'menyeberang' ke arus utama keuangan.

Adrian juga mencatat bahwa Bitcoin sekarang menunjukkan korelasi yang kuat dengan pasar keuangan tradisional.

"Korelasi antara kripto dan pasar saham telah menjadi tren yang kuat. Kripto sekarang sangat terkait erat dengan apa yang terjadi di saham. Kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja," jelas Adrian.

Pada hari yang sama, JP Morgan mengirim catatan kepada investor yang memperingatkan bahwa Bitcoin masih terlalu fluktuatif untuk diadopsi oleh institusi secara masif.

Pada Selasa (1/2), India mengumumkan pajak 30% atas pendapatan kripto tanpa pengecualian atau pengurangan. Pada saat yang sama, pejabat India juga mengatakan bahwa Reserve Bank of India (RBI) akan memperkenalkan rupee digital pada tahun keuangan depan.

Pasar kripto memang masih cenderung berfluktuasi, mencerminkan ketidakpastian di antara investor. Banyak di antara mereka biasanya beralih ke aset yang kurang stabil selama fase awal siklus pengetatan kenaikan suku bunga bank sentral beberapa negara maju, utamanya Amerika Serikat (AS).

Ancaman kenaikan inflasi dapat memaksa bank sentral untuk menguras likuiditas dari pasar keuangan, yang telah mendukung kenaikan saham dan kripto selama setahun terakhir.

"Kami memperkirakan bahwa inflasi akan terus mengejutkan bank sentral AS, terutama tahun depan dan seterusnya, ketika inflasi kemungkinan akan tren di atas 3% untuk beberapa waktu kedepan," kata Prajakta Bhide, ahli strategi di MRB Partners, dikutip dari CoinDesk.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik