Yield SBN AS Tembus 1,9%, Wall Street Dibuka Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 February 2022 22:09
FILE - In this March 18, 2020, file photo traders at the New York Stock Exchange watch President Donald Trump's televised White House news conference in New York. When President Donald Trump speaks, financial markets gyrate and quiver in real time. (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Bursa Amerika (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (4/2/2022), di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan buruknya data tenaga kerja.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, yang menjadi acuan pasar, melambung hingga melampaui angka 1,9% menjadi level tertinggi baru sejak Januari 2020. Di akhir tahun lalu, imbal hasil seri yang sama hanya di level 1,51%.

Namun, kabar baik datang dari data tenaga kerja Januari yang ternyata berujung pada 476.000 slip gaji baru, atau jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan hanya 150.000.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 67 poin (-0,2%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 69,91 poin (-0,2%) ke 35.041,25. Sebaliknya, S&P 500 tumbuh 9,84 poin (+0,22%) ke 4.487,28 dan Nasdaq naik 108,64 poin (+0,78%) ke 13.987,45.

Beberapa saham emiten teknologi melonjak, di antaranya Amazon yang melesat 9%,sementara Snap meroket sekitar 46% setelah merilis kinerja keuangan. Saham Pinterest naik tipis. Sebaliknya, saham Ford anjlok 9% setelah kinerjanya jauh dari ekspektasi analis.

Koreksi saham teknologi terjadi kemarin setelah Meta (perusahaan induk Facebook) merilis neraca keuangan yang mengecewakan.

TIM RISETCNBCINDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular