Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun Baru China 2573 Kongzili atau Imlek yang jatuh pada hari ini, Selasa (01/02/2022) sekaligus menandai dimulainya Tahun Macan Air. Sejumlah sektor di bursa diprediksi akan menemukan peruntungannya pada tahun Macan Air ini.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada menjelaskan, dengan mengacu pada pandangan para pakar feng shui, setidaknya ada tiga elemen yang bisa memberikan hoki di tahun ini, yakni elemen air, kayu, dan logam.
"Logam itu kaitannya dengan baja, besi. Berarti sektornya kan terkait dengan otomotif, gadget, industri tekno, internet, dan industri terkait," jelas Reza saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (1/2/2022).
Kemudian, elemen kayu, jelas Reza, biasanya dikaitkan dengan industri, seperti kertas, perkebunan, media, dan tekstil. Selain itu, imbuh Reza, elemen kayu berkaitan dengan pengobatan yang pada gilirannya berhubungan pula dengan emiten kesehatan, seperti rumah sakit dan farmasi.
Ketiga, elemen air. Reza bilang, air bisa berkaitan dengan sektor komunikasi, minyak & gas (migas), logistik.
Kendati ada optimisme, Reza juga mengingatkan, terlepas dari itu semua, investor juga perlu memperhatikan sejumlah sentimen-sentimen yang bisa saja muncul tiba-tiba tahun ini.
Ia mengambil contoh, kejadian adanya krisis energi pada 2021 yang turut melambungkan harga batu bara. Contoh lainnya, Reza menambahkan, juga soal diborongnya saham-saham bank digital dan ledakan Covid-19 pada pertengahan tahun lalu.
Saat ini, dengan adanya peningkatan kasus harian Covid-19, termasuk varian Omicron, di Tanah Air juga bisa menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Dengan adanya Omicron ini, pola yang terjadi sebelumnya dikhawatirkan berulang," jelas Reza, sembari merujuk pada pola kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat yang pernah diterapkan sebelumnya yang turut menekan kinerja indeks saham.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai bahwa sektor saham yang cocok dengan tahun Macan Air adalah sektor teknologi, kesehatan, dan telekomunikasi.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai bahwa proyeksi saham teknologi di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi masih akan positif, meski ketakpastian kondisi global juga masih cukup tinggi. Apalagi, dengan potensi listing-nya perusahaan startup GoTo, maka saham-saham teknologi masih layak untuk diperhatikan bagi investor.
Menurut riset dari NH Korindo Sekuritas, akselerasi transformasi digital akan terus memainkan peran penting dalam Perekonomian Indonesia. Adanya adopsi Big Data, Internet of Things (IoT), dan kehadiran e-commerce yang terus berkembang merupakan beberapa tren utama di era Industri 4.0.
Badan Kebijakan Fiskal memperkirakan sektor teknologi dan komunikasi tumbuh sekitar 9,8%-10,3% pada 2022.
Pandemi Covid-19 telah mempercepat pergeseran perilaku belanja konsumen dari sebelumnya belanja offline ke belanja online yang saat ini mencapai 21,7% dari total ritel pasar di Indonesia.
Apalagi, Gross Market Value (GMV) dari transaksi e-commerce diproyeksikan tumbuh pada CAGR 20% sampai 2025.
Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun lalu sudah memfasilitasi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia untuk memiliki akses luas ke permodalan pasar, contohnya dengan peluncuran indeks sektoral Teknologi yang berdiri sendiri pada awal tahun 2021.
BEI juga akan meloloskan peraturan multiple voting share (MVS) untuk membuka jalan bagi lebih banyak perusahaan teknologi besar untuk terdaftar di BEI. Tak hanya GoTo saja yang akan melakukan IPO pada tahun ini, beberapa perusahaan startup lainnya seperti Traveloka dan Si Cepat juga berpotensi akan melakukan IPO pada tahun ini.
NH Korindo pun merekomendasikan saham teknologi e-commerce yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Seiring positifnya sektor teknologi RI, maka sektor telekomunikasi yang mendukung sektor teknologi juga akan masih positif pada tahun ini. Apalagi, tren bekerja di rumah (work from home/WFH) juga masih cukup besar seiring masih adanya pandemi Covid-19.
Traffic internet terus meningkat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih berlaku. Traffic data diperkirakan akan tumbuh dari tahun 2021 hingga semester pertama tahun 2022.
Tak hanya traffic internet yang masih naik, jumlah pengguna internet meningkat juga meningkat 4,9% (YoY) menjadi 201,7 juta pengguna pada semester pertama tahun 2021 dan diperkirakan akan terus tumbuh pada tahun 2022.
Selain itu, pemerintah juga mendukung tren konsolidasi atau tren aksi korporasi berupa akuisisi dan merger antara perusahaan telekomunikasi besar.
Contohnya saja seperti merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan Hutchison 3, di mana keduanya telah menjadi katalisator pemerintah untuk membatasi tarif operasi jaringan telekomunikasi, meningkatkan pendapatan perusahaan, dan mempromosikan skema kerjasama infrastruktur yang akan menghasilkan efisiensi biaya yang lebih tinggi.
Atas dasar masih positifnya prospek sektor telekomunikasi, NH Korindo pun merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan saham PT Indosat Tbk (ISAT), beserta saham-saham menara telekomunikasi seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Selain sektor teknologi, sektor saham yang masih menarik tahun ini adalah sektor kesehatan, di mana sektor ini prospeknya masih akan cukup cerah selama pandemi virus corona (Covid-19) masih belum usai.
Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sebesar Rp255,3 triliun untuk belanja kesehatan, atau setara dengan 9,4% dari APBN 2022.
Alokasi yang direncanakan akan bersumber dari anggaran rutin sebesar Rp 139,4 triliun dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp115,9 triliun. Sementara alokasi layanan kesehatan 2022 turun 21,8% pada tahun 2021.
Sebagian anggaran kesehatan akan tetap dialokasikan untuk penanganan Covid-19, dengan fokus utama pada program vaksinasi nasional, tindakan pencegahan, dan insentif petugas kesehatan.
Di luar alokasi Covid-19, anggaran tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan, seperti menurunkan angka stunting dan memperkuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pemerintah juga terus menggenjot tingkat vaksinasi nasional, di mana per Oktober 2021, sebanyak hampir 25% dari total populasi RI telah divaksinasi penuh.
Pada tahun 2022, sektor kesehatan akan dihadapkan pada kemungkinan normalisasi pendapatan, karena pandemi diperkirakan akan bergeser menjadi endemik dan upaya berkelanjutan pemerintah untuk menurunkan biaya pengujian.
Namun, dengan adanya peningkatan kesadaran kesehatan masyarakat kedepannya, diperkirakan akan ada kenaikan permintaan suplemen dan produk kesehatan lainnya yang berpotensi menguntungkan perusahaan farmasi.
Adapun saham sektor kesehatan yang direkomendasikan oleh NH Korindo Sekuritas adalah saham emiten obat dan jamu yakni PT Sido Muncul Tbk (SIDO) dan emiten rumah sakit yakni PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).
TIM RISET CNBC INDONESIA