Saham Teknologi Direkomendasikan Beli, Bursa AS Dibuka Mixed

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Senin, 31/01/2022 21:48 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Senin (31/1/2022), yang merupakan hari terakhir perdagangan bulan Januari.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 159 poin (-0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 15 menit menjadi minus 125,7 poin (-0,36%) ke 34.599,77. Namun, S&P 500 naik 5,94 poin (+0,13%) ke 4.437,79 dan Nasdaq lompat 123,18 poin (+0,89%) ke 13.893,75.

Saham Netflix dan Spotify masing-masing melesat 4% dan 5%, menyusul rekomendasi beli oleh Citi. Demikian juga saham Tesla yang melambung 3% menyusul rekomendasi beli Credit Suisse.


Pergerakan ini terjadi jelang pekan penting untuk rilis data ekonomi dan beberapa laporan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar di pasar.

Pada Jumat (4/2/2022) data upah Desember akan dirilis, di mana Gedung Putih mengingatkan bahwa penyebaran Omicron akan menyentuh titik tertinggi sejak akhir tahun lalu. ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan 178.000 slip gaji baru dengan angka pengangguran di 3,9%.

Januari menjadi bulan yang suram bagi saham. Indeks S&P 500 mengalami bulan terburuk dengan gejolak pasar yang dipicu pandemi. Investor cemas akan inflasi, krisis pasokan dan kenaikan suku bunga acuan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Indeks S&P 500 berada di zona koreksi, turun lebih dari 8% dari nilai tertinggi harian di bulan sebelumnya, dan melemah 7% di sepanjang bulan Januari. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga mengalami masa terburuknya sejak Maret 2020, dengan anjlok 4,4% di bulan ini.

Indeks Nasdaq turun sebanyak 15% dari nilai rekornya di November. Bulan ini menjadi bulan terburuknya sejak Oktober 2008 dengan koreksi 12% sepanjang bulan berjalan. Sementara itu, indeks Russel 2000 berada di situasi bearish (kondisi pasar saham di mana harga saham sedang mengalami tren melemah atau turun).

Pekan lalu, The Fed mengindikasikan untuk menaikkan suku bunga acuan pertama kali dalam 3 tahun terakhir untuk menekan inflasi. Dow Jones pun volatil, dengan berayun 1.000 poin meski berakhir naik 1,3%. Indeks S&P 500 menguat 0,8% sepekan lalu dan Nasdaq cenderung stagnan.

Musim rilis laporan keuangan pekan ini muncul dari Alphabet (induk usaha Google), Starbucks, Meta Platforms (induk usaha Facebook), dan Amazon. Sepertiga konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja kuartal IV-2021 dan sebanyak 77% melampaui ekspektasi, menurut FactSet.

"Pekan ini, akan terlihat apakah koreksi yang dalam akan terjadi atau apakah pekan lalu menjadi nilai terendah harian yang menjadi tantangan dan hambatan," tutur Direktur Perencanaan Investasi Leuthold Group Jim Paulsen dikutip dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi