
Berkah Imlek, Sektor Ini Bisa Raup Rp 1.128 T di China

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat di Chian melakukan mudik ke kampung halaman mereka untuk Tahun Baru Imlek, hari libur keluarga terbesar di negara itu, yang dimulai pada 1 Februari 2022. Hari libur ini dirayakan di seluruh China dan ditandai dengan reuni keluarga dan migrasi manusia tahunan terbesar di Bumi.
Namun hingga tahun ini masih terdapat banyak warga China yang belum melakukan mudik dalam dua tahun terakhir selama pandemi. Kali ini terlepas dari wabah virus corona yang baru-baru ini mencuat di beberapa kota di China, Beijing telah memerintahkan pemerintah daerah untuk melonggarkan pembatasan perjalanan liburan untuk reuni keluarga.
Sekitar 260 juta orang bepergian dalam 10 hari sejak hiruk pikuk musim liburan dimulai pada tanggal 17 Januari, angka tersebut masih lebih sedikit dari level sebelum pandemi yang mencapai lebih dari 400 juta pemudik. Akan tetapi naik 46% dibandingkan tahun lalu, menurut data resmi. Pemerintah China juga memperkirakan akan terdapat total 1,2 miliar perjalanan selama musim liburan, naik 36% dari tahun lalu, tetapi masih jauh lebih rendah dari 3 miliar perjalanan yang dilakukan pada tahun 2019 sebelum pandemi.
Mengantisipasi musim libur ini, Beijing memilih memperketat kontrol untuk menahan wabah virus corona menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin minggu depan, salah satu acara olahraga paling bergengsi.
Meski pemerintah China tampak melunak terkait aturan kebijakan mudik selama imlek tahun ini, di berbagai daerah semakin banyak daftar otoritas lokal yang mencegah penduduk bepergian untuk mengekang penyebaran virus corona -- terutama varian Omicron yang sangat menular.
Pembatasan lokal yang ketat sebagian berasal dari tekanan politik yang luar biasa bagi otoritas lokal untuk mencegah penyebaran Covid - seringkali di bawah ancaman hukuman keras jika gagal. Dengan Tahun Baru Imlek dan Olimpiade Musim Dingin Beijing sudah dekat, tekanan seperti itu semakin meningkat.
Tahun ini, pemerintah mengharuskan orang yang melakukan perjalanan wajib menunjukkan hasil tes virus negatif dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan.
Sektor Industri Ini Bisa Raup Rp 287 T di China
Meski masih bergelut dengan pandemi, setidaknya Imlek tahun ini mendatangkan berkah bagi mereka yang terjun di industri makanan siap makan (ready to eat). Konsumen China beralih ke peralatan makan dan hidangan siap saji selama Tahun Baru Imlek, memperluas satu segmen industri makanan yang telah menarik investor baru di bidang ini dalam beberapa tahun terakhir.
Media lokal melaporkan pesanan untuk produk semacam itu di Dingdong Maicai, platform katering makanan online, meningkat lebih dari empat kali lipat minggu lalu menjelang liburan untuk menyambut Tahun Macan pada 1 Februari. Hidangan dengan nama dan punya makna untuk kesehatan dan kemakmuran melonjak hingga sepuluh kali lipat, data resmi menunjukkan.
Perlengkapan makan dan paket siap makan - umumnya dikenal sebagai "prefabricated food" di daratan Tiongkok yang mencakup makanan instan dingin dan panas - tidak hanya semakin populer tetapi juga kian variasi selama bertahun-tahun. Dari pangsit beku hingga sayuran belum dicuci, perusahaan penyedia makanan telah berkembang menawarkan poon choi tradisional Kanton, bebek Peking, dan fillet ikan ala Sichuan.
Segmen dari industri makanan ini mulai menunjukkan potensi pada tahun 2014, ketika layanan pesan-antar makanan diluncurkan dengan restoran mulai mengadopsi format tersebut untuk memenuhi permintaan pesan antar dan bawa pulang. Tren meningkat dari tahun 2020 setelah wabah Covid-19, didorong oleh pembatasan perjalanan dan lockdown.
Penjualan di segmen bisnis ini bernilai 346 miliar yuan atau setara dengan Rp 780 triliun (kurs Rp 2.255/yuan) tahun lalu, menurut perkiraan konsultan iiMedia Research. Mereka memperkirakan segmen ini mungkin tumbuh sekitar 20% setiap tahun untuk mencapai lebih dari 500 miliar yuan (Rp 1.128 triliun) pada 2023.
Lebih dari 68.000 perusahaan telah 'nyemplung' masuk ke segmen ini di China, dengan 58 persen di antaranya baru mulai beroperasi dalam lima tahun terakhir, media lokal melaporkan pada hari Jumat, mengutip data dari penyedia informasi Tianyancha.
(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Babi Anjlok, Ekonomi China Was-was!