Bitcoin cs Ambrol Lagi, Ada Apa Sih?

chd, CNBC Indonesia
31 January 2022 10:10
A bitcoin logo is seen at a facility of the Youth and Sports Ministry in Caracas, Venezuela February 23, 2018. REUTERS/Marco Bello
Foto: REUTERS/Marco Bello

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas mata uang kripto atau cryptocurrency kembali terkoreksi pada Senin (31/1/2022) waktu Indonesia. Padahal, Bitcoin dan kripto lainnya sempat rebound dan bertahan di zona hijau pada perdagangan akhir pekan lalu.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:35 WIB, hanya Tether yang menguat tipis pada perdagangan pagi hari ini. Sedangkan sisanya berbalik melemah

Bitcoin melemah 2,75% ke level harga US$ 36.890,19/koin atau setara dengan Rp 530.849.834/koin (asumsi kurs Rp 14.390/US$), Ethereum terkoreksi 2,39% ke level US$ 2.515,43/koin atau Rp 36.197.038/koin, Binance Coin (BNB) ambles 4,68% ke US$ 368,14/koin (Rp 5.297.535/koin), dan Terra anjlok 9,87% ke US$ 44,82/koin (Rp 644.960/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto

Setelah sempat rebound dan bertahan di zona hijau, Bitcoin pada hari ini cenderung kembali melemah. Bitcoin pun kembali menyentuh kisaran level US$ 36.000.

Koreksi Bitcoin dan kripto lainnya pada hari ini karena investor cenderung cash out jelang libur perayaan Tahun Baru China atau Imlek.

Pada akhir pekan lalu, Bitcoin cenderung stabil di kisaran level US$ 37.000 dan kripto lainnya juga bertahan di zona hijau. Investor memanfaatkan momentum dengan membeli di harga rendah (buy on dip).

Hingga kini, beberapa analis masih mencari tanda-tanda pemulihan di pasar berisiko seperti di saham dan kripto, di mana di pasar saham, bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street sudah mulai pulih dari zona koreksi pada akhir pekan lalu.

Dari sisi teknikalnya, para trader dalam hal ini buyers Bitcoin telah mempertahankan titik support di level terendah pada 24 Januari lalu, yakni di US$ 32.900, dan kemudian bertahan di atas $35.000 selama beberapa hari terakhir. Momentum jangka pendek membaik pada grafik intraday, yang dapat membuat pembeli tetap aktif.

Namun, indikator jangka panjang masih cenderung netral/bearish, yang dapat membatasi kenaikan di zona resistance US$ 40.000-US$ 43.000.

Untuk saat ini, relative strength index (RSI) pada grafik mingguan mendekati level oversold, serupa dengan yang terjadi pada Maret 2020. Namun kali ini, grafik bulanan menunjukkan tekanan jual yang kuat dan dapat mempertahankan tren turun jangka menengah di Bitcoin.

Pada grafik harian, RSI telah naik dari level oversold sejak 22 Januari, yang dapat menarik pembeli jangka pendek.

BitcoinSumber: CoinDesk & TradingView

Namun, beberapa analis mengatakan bahwa koreksi di pasar kripto diprediksi cenderung akan berakhir, setidaknya pada awal Februari.

Edward Moya, senior market analyst di OANDA mengatakan bahwa koreksi di cryptocurrency akan berakhir jika beberapa syarat telah terpenuhi.

Adapun syarat tersebut yakni pergerakan Bitcoin dapat stabil di kisaran level US$ 40.000 hingga US$ 50.000 dan pulihnya beberapa kripto alternatif (altcoin) utama.

"Pasar kripto akan pulih jika pergerakan Bitcoin dapat stabil di range US$ 40.000-US$ 50.000 dan bangkitnya kembali beberapa altcoin," kata Moya, dikutip dariCoinDesk, Kamis (27/1/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular