
Dahlan Iskan: Kita Sudah Terlalu Nyaman Dengan Angka Covid RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan. Setelah jumlah rata-rata positif pada Desember 2021 lalu sebanyak 400 kasus, jelang akhir Januari angka positif ini meningkat hingga lebih dari 8.000 kasus per hari.
Penyebaran kasus yang cepat ini tidak lepas dari adanya varian baru, omicron, yang menyebar lebih cepat ketimbang dengan varian pendahulunya, delta, yang menyebabkan gelombang kedua di Indonesia pada pertengahan tahun lalu.
Naiknya kasus signifikan ini juga menarik perhatian Menteri BUMN era Presiden SBY, Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, Indonesia belakangan sudah terlalu nyaman dengan angka covid yang tergolong rendah di dunia.
"Beberapa bulan terakhir kita begitu nyaman dengan angka Covid Indonesia. Termasuk golongan yang terendah di dunia. Aktivitas masyarakat sudah nyaris pulih. Jakarta mulai macet. Surabaya juga. Jalan-jalan menuju tempat wisata padat," kata dia dalam websitenya, disway.id, Jumat (28/1/2022).
Dia mengungkapkan, dirinya juga sudah mulai banyak melakukan aktivitas berpindah dari Jakarta hingga Lombok dan Sumbawa. Terlebih jelang Imlek pekan depan, sudah banyak kegiatan di klenteng-klenteng.
Sebetulnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah memberikan peringatan prediksi kenaikan kasus pada Juli 2022 nanti bisa mencapai 60.000 kasus jika masyarakat tidak waspada.
"Pernyataan itu baik sekali. Secara psikologi kita menjadi siap dengan keadaan itu. Juga tetap hati-hati. Maka ketika kasus per hari menjadi 7.000-an tidak ada lagi yang kaget," kata dia.
Masyarakat dinilai perlu berhati-hati lantaran penyebaran covid-19 di Indonesia saat ini sudah tak bisa lagi diketahui dari mana.
Dia bercerita mengenai dua temannya yang terpapar Covid-19 saat sedang menjalani pengobatan untuk penyakit lainnya. Dua temannya memang memiliki komorbid, namun tidak diketahui dari mana terpapar Covid dan akhirnya meninggal dunia, sedangkan keluarganya tidak ada satupun yang dinyatakan positif.
"Yang jelas angka penularan se Indonesia kian tinggi. Setelah kini 7.000sehari, tentu naiknya bisa jauh lebih besar lagi -secara matematis. Ini gelombang ketiga bagi Indonesia. Atau gelombang keempat bagi dunia," tulis Dahlan.
Belakangan muncul teori perkiraan bahwa setiap terjadi gelombang kenaikan kasus baru akan terus menurun dibanding dengan sebelumnya. Namun, nyatanya tidak seperti yang diperkirakan.
"Ternyata gelombang keempat dunia justru lebih tinggi. Jauh sekali. Pun dibanding gelombang yang mana saja. Lihatlah grafik dari Worldometer itu. Dulu, melihat grafik gelombang kedua, rasanya ngeri: kok tinggi sekali. Kini setelah ada grafik gelombang keempat, grafik gelombang dua itu hanya seperti gunung di Iowa dibanding gunung Galunggung di Jawa Barat," terang dia.
Meski gelombang ini meningkat lebih tinggi, namun tingkat kematian justru lebih rendah dari sebelumnya.
Selain itu, Afrika Selatan yang menjadi lokasi munculnya varian omicron juga saat ini sudah mengalami penurunan kasus menjadi 2.000 per hari.
(mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dahlan Iskan: Kemarahan Pemerintah Sudah Memuncak