Hari Gizi 2022, BRI Peduli Pencegahan Stunting Anak Indonesia

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
25 January 2022 18:48
BRI Peduli Anak Indonesia
Foto: Dok: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka peringatan Hari Gizi, yang jatuh setiap 25 Januari, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengadakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)/CSR BRI Peduli Stunting berupa pemberian bantuan "Cegah Stunting itu Penting" demi mengambail bagian dalam mencetak generasi mudah yang sehat.

Bantuan diberikan kepada 332 Posyandu/Puskesmas di beberapa wilayah di Indonesia diantaranya adalah di Padang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Manado dan Papua.

Khusus di Jabodetabek, bantuan cegah stunting diberikan pada 50 titik Posyandu/Puskesmas di wilayah Tangerang, Provinsi Banten. Secara simbolis, penyerahan bantuan diberikan di Posyandu Batu Jaya, Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten pada Rabu (25/01/2022).

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, bahwa bantuan yang diberikan BRI berupa paket Antropometri Kit untuk setiap Posyandu/Puskesmas dan penyaluran sembako bagi masyarakat. Setiap satu paket Antropometri Kit terdiri dari timbangan digital, pita LILA dan thermogun. Setiap penerima manfaat juga mendapat bantuan sembako dari BRI berupa beras bergizi tinggi, telor dengan protein tinggi, susu, kacang hijau, dan lainnya.

"Ini merupakan bentuk kepedulian BRI bagi generasi penerus bangsa sekaligus membantu pemerintah dalam memerangi stunting di Indonesia. Kami pastikan bantuan ini dapat tersalurkan kepada penerima dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," jelas Aestika, Rabu (25/01/2022). 

Aestika menambahkan, kalau generasi muda adalah harapan bangsa di masa depan, untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas harus dimulai sejak dini. Salah satunya adalah dengan pemenuhan kebutuhan asupan gizi yang cukup sejak dini. Namun pada kenyatannya, pemenuhan gizi pada balita masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Jumlah stunting atau anak pendek berdasarkan umur merupakan salah satu indikator kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang. Kondisi ini terutama terjadi pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Meski kini angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3% dari sebelumnya 27,7% tahun 2019 menjadi 24,4% tahun 2021. Hasil Riskesdas mencatat, jumlah penderita stunting di Indonesia terus menurun. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan semua pihak. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRI Kerahkan Mobil Evakuasi untuk Korban Erupsi Semeru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular