IHSG Anjlok 1% Lebih di Penutupan Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan berkepanjangan hingga penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (25/1/2022), di tengah kekhawatiran seputar pembalikan dana asing sementara kasus Omicron terus meningkat.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.557,306 atau drop 97,86 poin (-1,47%) pada pukul 11:30 WIB. Dibuka turun 0,62% ke 6.630,878, indeks acuan utama bursa ini tak sekalipun mencicipi zona hijau.
IHSG terus melemah sehingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.538,075 pukul 10:40 WIB. Mayoritas saham tertekan sebanyak 434 unit, sedangkan 112 lain menguat, dan 122 sisanya flat.
Nilai perdagangan kembali menguat ke level Rp 7,32 triliun dengan melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 906.000-an kali. Investor asing hari ini mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 173,01 miliar.
Saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 130,2 miliar dan Rp 110,6 miliar. Keduanya drop, masing-masing sebesar 1,7% dan 6,4% menjadi Rp 4.050 dan Rp 17.175/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka buru terutama adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 62,2 miliar dan Rp 31,2 miliar. Keduanya juga melemah, masing-masing sebesar 3,08% dan 0,69% menjadi Rp 2.200 dan Rp 7.225/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham ARTO dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memimpin dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 644,9 miliar dan Rp 356 miliar, diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 331,5 miliar.
Investor mencemaskan berapa kali suku bunga akan dinaikkan oleh The Fed tahun ini dan kapan kenaikan akan dimulai. Goldman Sachs memproyeksikan kenaikan sebanyak 4 kali tahun ini. Namun, bank investasi ini melihat ada risiko bahwa kenaikan suku bunga akan lebih banyak dari itu karena lonjakan inflasi.
Kenaikan suku bunga di AS bisa berdampak pada aliran dana asing yang keluar dari Indonesia. Diperkirakan akan ada sedikit goncangan di pasar keuangan Indonesia. Walaupun tidak separah yang terjadi pada tahun 2013, karena fundamental ekonomi Indonesia yang lebih kuat.
Selain itu, kenaikan angka kasus harian Covid-19 membayangi laju IHSG, di mana kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 10 kali sejak awal tahun. Per 24 Januari angka kasus harian Covid-19 Indonesia tercatat 2.927 orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)