CNBC Insight

Mal Tua Sarinah, Awal Mula 'Harta Karun' Soekarno Muncul

Petrik M, CNBC Indonesia
24 January 2022 13:05
CNBC Insight, Sarinah
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ramai soal penampakan 'harta karun' Soekarno berupa relief di gedung Sarinah, Jalan Thamrin, Jakpus. Nama Sarinah kini menjadi perhatian jelang pembukaan kembali gedung mal tertua di Indonesia setelah direnovasi besar-besaran.

Soal relief di gedung Sarinah, bisa klik di sini!

Sejarah gedung Sarinah tak terpisahkan dari periode kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada periode 1960-an, banyak dana asing dalam bentuk pampasan perang hingga bantuan dari negara lain masuk ke Indonesia. Dana itu digelontorkan Soekarno untuk membangun Denpasar Hotel di Pelabuhan Ratu, Wisma Nusantara dan gedung Sarinah jelang diadakannya Asian Games 1962.

Sejak awal Sarinah dimaksudkan sebagai pusat perniagaan. "Sarinah harus merupakan pusat sales promotion barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat," aku dr Soeharto dalam Saksi sejarah: Mengikuti Perjuangan Dwitunggal (1984:131). Nama Sarinah kemunculannya tak terpisahkan dari sosok orang terdekat sebagai ibu pengasuh Soekarno.

"Sarinah adalah nama yang biasa. Akan tetapi Sarinah yang ini, bukanlah wanita biasa. Ia adalah satu kekuasaan besar dalam hidupku. Di masa mudaku, aku tidur dengan dia. Kami berdua tidur di tempat tidur kecil. Ketika aku besar, Sarinah sudah tidak ada lagi," ujar Sukarno dalam Bung Karno:Penyambung Lidah Rakjat (1966).

Kata Dr Soeharto, yang berkali-kali jadi menteri itu, menyebut bangunannya dirancang dengan bantuan arsitek Abel Sorensen dari Denmark dan dibangun kontraktor Jepang, Obayashi Corporation, yang juga membangun jembatan Sungai Musi di Palembang. Pembiayaannya berasal dari dana pampasan perang Jepang.

Pembangunan Sarinah dimulai pada 17 Agustus 1962. Masa pembangunan yang ditargetkan adalah lima tahun. Paling lambat tanggal 17 Agustus 1966 sudah bisa dipakai. Namun selesainya gedung itu tak bisa menjadi sesuatu yang bisa dibangga-banggakan Sukarno.

Di masa itu, Presiden Soekarno juga menetapkan di semua tepi Jalan Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman sedikitnya lima tingkat. Soal ini, di era para pengganti Soekarno, gedung-gedung di dua ruas jalan itu memang tinggi-tinggi.

Sarinah lalu menjadi kebanggaan Indonesia sebelum 1970. Setidak di antara negara-negara di Asia tenggara, yang kala itu masih terbelakang pembangunannya.

Scott Merrillees dalam Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980 (2015) menyebut Sarinah sebagai toserba modern pertama Jakarta yang dilengkapi eskalator dan pendingin udara. Di Sarinah sendiri dimaksudkan menjadi etalase bagi barang-barang kerajinan lokal macam batik.

Ketika Sarinah dibangun, saat perekonomian Indonesia tergolong buruk. Presiden Soekarno kala itu memilih pakai kacamata kuda dan jalan terus dengan proyek Sarinah itu. Jauh setelah Soekarno jatuh, Sarinah masih menjadi lokasi perbelajaan yang cukup penting.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Saham Ini Diserok Asing Kala IHSG Rally 8 Hari Beruntun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular