Terseret Saham Netflix, Wall Street Kembali Dibuka Merah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 January 2022 22:03
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (21/1/2022) setelah Netflix merilis kinerja keuangan yang mengecewakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 60 poin (-0,2%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 71,28 poin (-0,21%) ke 34.644,11. S&P 500 turun 33,31 poin (-0,74%) ke 4.449,42 sedangkan Nasdaq drop 173,67 poin (-1,23%) ke 13.980,34.

Saham Netflix anjlok 21% di pembukaan perdagangan hari ini setelah merilis kinerja keuangan yang menunjukan penurunan jumlah pelanggan baru. Saham kompetitornya pun ikut anjlok, Disney+ yang merupakan konstituen indeks saham Dow Jones itu, drop 5%.

Saham Peloton berbalik naik 7% di pembukaan, setelah kemarin jatuh 23,9% menyusul berita CNBC International bahwa perusahaan menyetop produksi alat kebugaran mereka untuk sementara waktu.

Di pasar regular kemarin, indeks Dow Jones turun 313 poin (-0,89%). Selang beberapa jam, indeks berisi 30 saham yang menjadi acuan bursa AS itu naik lebih dari 450 poin. Indeks S&P sempat naik 1,53% lalu anjlok 1,1%. Nasdaq berakhir jatuh sebanyak 1,3%.

Menjelang rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pekan depan, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun mencapai 1,9% kemarin dan hari ini kembali surut ke level 1,87%.

"Kenaikan yield obligasi periode 1 atau 2 tahun ke depan menggambarkan perubahan kebijakan moneter The Fed," tutur Scott Wren, perencana senior saham global Wells Fargo Investment Institute, seperti dikutip CNBC International.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 turun selama 3 minggu beruntun. Nasdaq turun mendekati 5% selama sepekan, kemudian turun lagi selama empat pekan beruntun yang menjadi koreksi terbesar sejak Oktober 2020. Saham small cap juga terdampak seperti indeks Russell 2000 yang merah selama sepekan, yang menjadi penurunan terdalam sejak Juni 2020.

Namun, beberapa pelaku pasar percaya bahwa saham emiten teknologi yang telah terkoreksi akan kembali diburu terutama yang sudah menawarkan value fundamental kuat. "Ketika indeks Nasdaq berada di zona koreksi, kita bisa melihat peluang di area spesifik layaknya sektor teknologi seperti semikonduktor, cloud stocks, dan mega-cap stocks," tutur Robert Schein, Direktur Perencanaan Blanke Schein Wealth Management, dikutip CNBC International.

Schlumberger akan merilis kinerja keuangan sebelum perdagangan pasar dibuka hari ini. Selain itu ada rilis laporan penjualan ekspor pada pukul 08:30 waktu setempat, disusul laporan indikator ekonomi unggulan pada jam 10:00 waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular