Jenuh Didera Koreksi, Wall Street Dibuka di Jalur Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (20/1/2022), mengabaikan kecemasan seputar inflasi dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 180 poin (+0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 320,46 poin (+0,91%) ke 35.349,11. S&P 500 naik 49,83 poin (+1,1%) ke 4.582,59 sedangkan Nasdaq lompat 234,64 poin (+1,64%) ke 14.574,9.
Saham teknologi memimpin penguatan, di antaranya Zoom Video yang melesat 3%, Microsoft tumbuh 1,8%, Meta Platforms (induk usaha Facebook) lompat 2%, Tesla naik 1% dan Netflix bertambah 1,7%.
Namun, United Airlines anjlok 1% setelah merilis kinerja keuangan kuartal IV-2021 di tengah kecemasan bahwa omicron akan menekan jumlah pemesanan tiket pesawat dan akan menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi. Saham Ford terbanting 3%.
Di pasar regular, indeks Dow Jones jatuh 4 hari beruntun sebanyak 339 poin (+0.9%). Kontrak serupa indeks S&P 500 turun 0,9%. Nasdaq turun 1,15% dan kini terpaut 10% dari posisi tertingginya pada November.
Sepanjang pekan berjalan, Dow Jones dan S&P 500 terhitung ambles 2%, sedangkan Nasdaq terpuruk hingga 2,4%.
Penguatan saham teknologi terjadi setelah deraan koreksi beberapa hari terakhir yang dipicu oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS pada awal pekan Januari. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat mencapai 1,9% kemarin dan hari ini surut menjadi 1,84%.
Direktur Investasi Commonwealth Financial Network Brad McMillan mengatakan bahwa turbulensi bisa bertahan beberapa lama tapi pelaku pasar sebaiknya tidak panik melihat yield obligasi yang naik, karena kebijakan tersebut wajar untuk membuat ekonomi kembali normal.
"Kondisi ini normal terjadi dalam siklus perekonomian dan kita sudah sering melihat, tapi kenaikan yield obligasi ini mungkin lebih cepat dari yang pernah kita rasakan karena merespon perekonomian yang aktual," tutur McMillan.
Data klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu dilaporkan mencapai 286.000 atau tertinggi sejak Oktober 2021, atau melampaui estimasi Dow Jones sebanyak 225.000, dan memburuk dari pekan sebelumnya yang hanya 231.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)