Suku Bunga Acuan Tetap Ditahan 3,5%, Ini Penjelasan BI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Kamis, 20/01/2022 16:04 WIB
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%. Dengan demikian maka suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility masing-masing tetap sebesar 2,75% dan 4,25%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan alasan mengapa masih menahan suku bunga acuan sejak tahun lalu. Padahal perekonomian sudah mulai dibandingkan awal pandemi lalu.


Menurutnya, meski keadaan sudah membaik namun masih ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai oleh Indonesia. Terutama dari sisi global yang masih penuh ketidakpastian.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat," ujarnya dalam konferensi pers hasil RDG Januari, Kamis (20/1/2022).

Dari sisi global, ia menyebutkan ada ancaman kenaikan inflasi dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara terutama Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (the Fed). Kemudian ada juga penyebaran virus Covid-19 varian Omicron yang masih menjadi penentu arah kebijakan banyak negara ke depannya.

Untuk inflasi dalam negeri BI memperkirakan akan ada kenaikan dibandingkan tahun lalu. Meski demikian masih dalam batasan yang ditetapkan oleh BI maupun pemerintah.

"Ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut sejalan dengan percepatan kebijakan normalisasi the Fed sebagai respons tekanan inflasi di AS yang meningkat sejalan dengan gangguan rantai pasok dan kenaikan permintaan, serta tingginya penyebaran Covid-19 varian Omicron," kata dia.

Untuk tahun ini, Bank Indonesia sendiri memperkirakan The Fed akan melakukan kenaikan suku bunga hingga empat kali tahun ini. Lebih banyak dari perkiraan pasar yang hanya tiga kali kenaikan.

"Kami membuat kesimpulan baseline kami bahwa Federal Funds Rate naik empat kali pada tahun ini. Mulai Maret dan secara bertahap di bulan-bulan selanjutnya," pungkasnya.

Kondisi-kondisi ini lah dinilai yang menjadi alasan BI masih mempertahankan suku bunganya meski perekonomian sudah mulai membaik. Bahkan pada tahun ini perekonomian Indonesia diperkirakan bisa tumbuh hingga 5,5%.

Terutama didukung oleh akselerasi konsumsi swasta dan investasi dan juga tetap terjaganya belanja fiskal Pemerintah hingga ekspor yang meningkat.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat ke kisaran 4,7%-5,5% pada 2022," imbuhnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia