Inflasi RI Masih Aman, BI Tak Buru-buru Keluarkan 'Jurus'

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
20 January 2022 15:38
Gubernur BI Perry Warjiyo, pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Januari 2022 Cakupan Tahunan. (Tangkapan Layar Youtube BI)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo, pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Januari 2022 Cakupan Tahunan. (Tangkapan Layar Youtube BI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memandang inflasi masih dalam batas aman. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan maupun direspons dengan sederet kebijakan.

"IHK akan naik tapi perkiraan kami tahun ini akan berada di kisaran 3 plus minus 1% pada tahun ini," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (20/1/2022)

Pada 2021, inflasi terbilang rendah di bawah 2%. Memasuki awal tahun ini, beberapa harga pangan merangkak naik akibat lonjakan harga internasional. April mendatang, pemerintah memulai tarif baru pajak pertambahan nilai (PPN) yang lebih tinggi, yaitu 11%. Diikuti dengan tarif listrik hingga KRL.

Sementara itu, Perry menambahkan, kenaikan permintaan juga akan terasa seiring dengan pemulihan ekonomi. Akan tetapi tambahannya belum signifikan, sehingga masih bisa dipenuhi oleh produksi.

"Bacaan kami kemampuan produksi dalam negeri pada tahun ini masih memadai sehingga bisa mencukupi kenaikan permintaan," jelasnya.

Paling cepat BI menentukan respons kebijakan atas inflasi pada kuartal III-2022 ataupun akhir tahun. Sebab, BI memperkirakan inflasi baru akan naik drastis pada 2023 akibat lonjakan permintaan.

"Pada saat ini fokus kita jaga stabilitas The Fed dan pada saat yang sama tetap dorong pemulihan ekonomi," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Moneter Ekspansif, BI Ramal Tekanan Inflasi di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular