Suku Bunga AS Diramal Naik 4 Kali, Apa Risikonya ke RI?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Kamis, 20/01/2022 15:02 WIB
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada tahun ini. Apa dampaknya terhadap Indonesia?

Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (20/1/2022), menjelaskan kebijakan tersebut akan membuat US treasury meningkat di atas 2%. Sehingga mempengaruhi pergerakan dana di banyak negara termasuk Indonesia.


"Kemungkinan naik 2% bahkan lebih tinggi. Kenaikan US treasury tentu implikasi ke eksternal," ujarnya.

Apabila selisih yield UST tersebut dengan Indonesia semakin menipis maka arus modal akan bergerak ke luar. Dampaknya akan terasa pada pergerakan nilai tukar rupiah.

"Perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, yield UST dan SBN karena ini akan pengaruhi arus modal asing pada SBN di dalam negeri," jelasnya.

BI akan bekerjasama dengan pemerintah, memastikan gejolak di pasar SBN tidak begitu kencang. Salah satunya dengan yield SBN yang tetap menarik bagi investor. Perry memastikan pihaknya juga menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

"Kenaikan yield UST berikan tekanan terhadap rupiah dan indeks dolar AS terhadap berbagai mata uang alami pelemahan," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia