Harga Minyak Goreng Turun, Ini Dampaknya ke Inflasi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Era minyak goreng mahal segera berakhir setelah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengumumkan kebijakan satu harga minyak goreng.

Kebijakan ini untuk menstabilkan harga minyak goreng yang sudah terlampau tinggi beberapa bulan ini.

"Melalui kebijakan ini kemasan premium dan sederhana atau seluruhnya akan dijual setara Rp 14.000/liter atau semua jenis kemasan baik premium dan sederhana, baik ukuran 1 liter sampe dirigen 25 liter diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," katanya dalam konferensi pers, Selasa (18/1/22).

Sebelum kebijakan satu harga ini disahkan, harga minyak goreng melejit pada kuartal IV-2021. Berdasarkan PIHPS pada bulan November minyak goreng mencapai Rp 16.000/kg dan terus meningkat pada bulan Desember hingga mencapai Rp 17.350/kg.

Dampak dari tingginya harga minyak goreng adalah inflasi yang melesat pada dua bulan terakhir tahun 2021. Pada November inflasi umum tercatat tumbuh 1,75% year-on-year (yoy). Sementara Desember bertumbuh 1,87% yoy. Bagaimana kondisi inflasi Indonesia saat harga minyak goreng Rp 14.000?

Foto: Berbagai sumber dan diolah Harga Minyak Goreng dan Inflasi

Harga minyak goreng rata-rata sepanjang 2021 sebesar Rp 14.388/kg, menghasilkan inflasi sebesar 1,87% yoy. Jika harga minyak goreng turun menjadi Rp 14.000, hanya berdampak kecil terhadap inflasi. Dengan asumsi ceteris paribus atau harga dianggap sama dalam satu tahun penuh akan berdampak terhadap inflasi sebesar 0,02%.

Kebijakan satu harga minyak goreng berlaku mulai 19 Januari 2022. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan kebijakan ini akan dilakukan terlebih dahulu melalui ritel modern yang merupakan anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), kemudian pasar tradisional diberi waktu satu minggu penyesuaian.

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Moneter Ekspansif, BI Ramal Tekanan Inflasi di 2023