Incar Pembuat Game Candy Crush, Microsoft Siapkan Rp 986 T

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Rabu, 19/01/2022 13:40 WIB
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft berencana untuk membeli perusahaan video game raksasa yang sedang bermasalah Activision Blizzard seharga hampir US$ 68,7 miliar atau setara dengan Rp 986 triliun (kurs Rp 14.350/US). Akuisisi ini merupakan kesepakatan terbesar Microsoft.

Mega-akuisisi yang diumumkan pada hari Selasa, akan melambungkan perusahaan ke posisi terdepan dalam industri game senilai US$ 175 miliar (Rp 2.511 triliun). Game di hampir semua jenis perangkat, mulai dari konsol berukuran besar hingga smartphone, telah memperoleh popularitas yang lebih tinggi selama pandemi, akibat kebijakan penguncian wilayah dan pembatasan sosial yang memaksa banyak orang mencari kesenangan baru, termasuk salah satunya bermain game.

Alhasil, perusahaan teknologi berkerumun di sekitar industri game, mencari bagian yang lebih besar baik itu perhatian maupun uang dari tiga miliar gamer di dunia.


Dalam industri yang didorong oleh franchise besar, Activision membuat beberapa judul game paling populer, termasuk Call of Duty dan Candy Crush. Namun dalam beberapa bulan terakhir perusahaan mengalami guncangan akibat masalah yang timbul oleh pemberontakan karyawan atas tuduhan pelecehan seksual dan diskriminasi.

Microsoft membingkai kesepakatan itu sebagai perkuatan lengan perusahaan yang fokus dalam apa yang disebut metaverse, dunia virtual dan augmented reality yang baru lahir. Metaverse telah menarik sejumlah besar investasi dan pekerja, meskipun kondisi sejauh ini masih lebih mirip jargon yang dibesar-besarkan daripada bisnis yang berkembang. Sebelumnya, Facebook bahkan mengganti nama perusahaan induknya menjadi Meta di akhir tahun lalu untuk menegaskan komitmennya untuk terjun ke dunia baru tersebut.

Tetapi fokus pada metaverse di masa depan menggarisbawahi pentingnya kesepakatan di masa sekarang: Akuisisi ini dapat membantu Microsoft mengalahkan saingannya Sony dalam pertempuran jangka panjang untuk menguras dompet para gamer dengan menawarkan lebih banyak game terpopuler. Hal ini juga akan membantu Microsoft tetap berada di depan pesaing baru, seperti Amazon dan Google.

Microsoft yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$ 2,3 triliun, terbesar kedua setelah Apple mengatakan bahwa pengambilalihan Activision akan menjadikan Microsoft sebagai perusahaan game terbesar ketiga di dunia berdasarkan pendapatan, di belakang Tencent dan Sony. Microsoft merupakan pembuat konsol Xbox dan juga memiliki studio yang menghasilkan game populer seperti Minecraft.

Saat ini, industri game terkonsolidasi dengan semakin cepat. Pendorong utama - dan yang bisa menarik perhatian regulator - adalah perang untuk konten eksklusif. Microsoft terkadang membuat game yang dimilikinya hanya tersedia di perangkatnya sendiri, seperti konsol Xbox-nya, dan tidak tersedia di perangkat yang dibuat oleh pesaing, seperti Sony PlayStation.

Microsoft belum mengatakan secara pasti apakah game populer besutan Activision seperti Call of Duty akan menjadi eksklusif untuk Xbox.

Selain untuk memperkuat kehadiran di metaverse, akuisisi ini dilakukan oleh Microsoft yang telah mencari berbagai cara untuk membelanjakan cadangan kasnya yang sangat besar - lebih dari US$ 130 miliar - yang bertujuan untuk memperluas bisnis konsumennya. Sebelumnya perusahaan dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi jejaring sosial TikTok yang semakin populer dan aplikasi obrolan yang sering digunakan gamer, Discord.

Microsoft menemukan target di bawah tekanan yakni Activision yang menghadapi tuduhan bahwa eksekutif senior mengabaikan pelecehan dan diskriminasi seksual. Tuduhan tersebut telah membebani Activision, dengan sahamnya jatuh 27% sejak Department of Fair Employment and Housing negara bagian California menggugat perusahaan tersebut pada Juli tahun lalu.

Gugatan itu menyebutkan bahwa pekerja wanita di Activision dibayar lebih rendah dan didiskriminasi serta memberikan gambarkan budaya pelecehan seksual, termasuk karyawan pria yang secara terbuka bercanda tentang pemerkosaan.

Saham pembuat game tersebut naik lebih dari 25% dalam perdagangan pada hari Selasa (19/1) kemarin. Sementara saham Microsoft malah turun 2%.


(fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gara-Gara Tarif Trump, Posisi Apple Sempat Disalip Microsoft