Ulasan Sepekan

Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 January 2022 13:00
Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)
Foto: Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melejit sepanjang pekan ini, memperpanjang reli mingguan yang tercetak sepekan sebelumnya, menyusul ekspektasi pemulihan ekonomi di dunia di tengah konfirmasi mengenai rendahnya tingkat keganasan Omicron.

Pada Jumat (14/1/2022) harga kontrak berjangka minyak mentah jenis Brent yang menjadi acuan Eropa menguat 1,88% ke US$ 86,02/barel, sedangkan harga kontrak minyak acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) lompat 2,07% ke US$ 83,82/barel.

Reli harian tersebut menjadi yang ketiga dalam sepekan ini untuk kedua jenis minyak. Harga minyak Brent selama sepekan terhitung melonjak 5,27%, sedangkan minyak WTI lompat 6,24%, melanjutkan reli sepekan sebelumnya masing-masing sebesar 5,1% dan 6,24%.

Secara mingguan, harga minyak tersebut terhitung menguat selama 4 pekan berturut-turut menjadi reli terpanjang sejak Oktober. International Energy Agency (IEA) pekan lalu mengumumkan bahwa permintaan minyak global ternyata lebih tinggi dari ekspektasi.

Hal ini terjadi menyusul keyakinan bahwa permintaan bahan bakar bakal membaik di tengah laporan yang mengonfirmasi bahwa varian terbaru virus Covid-19, yakni Omicron, memiliki tingkat keparahan minim sehingga pengetatan perjalanan pun diyakini kian berkurang.

"Gambaran pasar minyak kian cerah karena orang tak lagi mempedulikan varian Omicron dan memilih memantau pembukaan kembali dan kenaikan aktivitas ekonomi, seperti yang kita lihat pada Agustus lalu," tulis perencana investasi senior US Bank Wealth Management Rob Haworth seperti dikutip Reuters.

Harga minyak sepanjang awal tahun ini terhitung lebih baik dari tahun lalu, di mana harga minyak hanya bercokol di level US$ 48,51/barel untuk WTI dan US$51,8 untuk Brent per akhir Desember 2021.

Tahun ini, prospek kian cerah setelah pemerintah AS melepas cadangan minyak nasional yang mengindikasikan bahwa permintaan telah melampaui pasokan yang ada. Departemen Energi AS pada Kamis pekan lalu mengumumkan telah menjual cadangan strategis minyak mentahnya sebanyak 18 juta barel.

Optimisme pasar bahwa pasar minyak bakal kian membaik terlihat dari struktur pembentukan harga dia kedua jenis minyak utama di mana kontrak berjangka (futures) bertenor pendek lebih banyak diburu di pasar komoditas ketimbang kontrak jangka panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aktivitas Bisnis AS Melambat, Harga Minyak Mentah Mendingin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular