
Data Ekonomi Buruk, Wall Street Cenderung Melemah di Opening

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS)cenderungmelemah pada pembukaan perdagangan Jumat (14/1/2022) di tengah buruknya data ekonomi dan rilis kinerja emtien bank yang variatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 330 poin (-0,9%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 185,49 poin (-0,51%) ke 35.928,13 dan S&P 500 turun 6,03 poin (-0,13%) ke 4.653. Namun, Nasdaq naik 30,99 (+0,21%) ke 14.837,81.
Emiten AS sudah mulai merilis laporan keuangan kuartal IV-2021, dengan beberapa di antaranya yang dinanti pasar adalahJPMorgan,Citigroup, dan Wells Fargo. Namun,saham mereka bergerak variatif meski secara umum merilis kinerja keuangan yang kuat.
Saham JPMorgan Chase, bank terbesar di AS dari sisi aset, mencetak laba bersih dan pendapatan yang melampaui estimasi pasar. Namun, sahamnya ambles 6% setelah Jeremy Barnum, Direktur Keuangan perseroan, mengakui bahwa target laba bersih dalam 2 tahun ke depan sulit dicapai.
Sementara itu, saham Citigroup drop 3% lebih setelah pendapatannya melampaui ekspektasi pasar, tetapi laba bersihnya anjlok hingga 26%. Di sisi lain, saham Wells Fargo dibuka anjlok 1,3% meski kinerja keuangannya masih positif.
Penjualan ritel Desember di AS dilaporkan tertekan hingga 1,9% atau jauh dari ekspektasi ekonom dalam konsensus Dow Jones yang memprediksi penurunan hanya 0,1%. Pada November, penjualan ritel di AS meningkat 0,3% tapi masih lebih rendah dari prediksi para ekonom yang semula memprediksi angka 0,9%.
Sektor industri juga merilis laporan yang mengecewakan, dengan produksi industri yang melemah 0,1% atau meleset dari ekspektasi pasar yang mengharapkan kenaikan sebesar 0,2%.
Beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memprediksi kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada Maret, diikuti dua kali tambahan tahun ini.
"Meski pekan lalu banyak yang sudah dilakukan The Fed, ini adalah sebuah proses dan saya pikir kita kemungkinan akan melihat lebih banyak hari dengan transaksi volatil di saham teknologi dan saham berbasis pertumbuhan umumnya kuartal ini," tutur Alicia Levine, Kepala Ekuitas BNY Mellon Wealth Management, seperti dikutip CNBC International.
Semua indeks saham di Wall Street turun kemarin. Indeks Dow Jones dan S&P 500 jatuh 0,48% dan 1,42% setelah berhasil naik selama tiga hari beruntun. Namun, Dow Jones yang berisikan saham 30 emiten terbesar AS sempat menguat hingga 200 poin. Indeks Nasdaq turun 2,51% dan menghentikan reli 3 hari beruntun karena saham teknologi tertekan.
TIM RISETCNBCINDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir