Sikap Investor Kembali Bervariasi, Yield SBN Ditutup Mixed
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (12/1/2022), di tengah beragamnya sentimen pasar baik di global maupun di dalam negeri pada hari ini.
Sikap investor di pasar obligasi pemerintah cenderung beragam, di mana pada SBN bertenor satu tahun, lima, 10 tahun, dan 15 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai oleh penguatan harga dan penurunan imbal hasil (yield).
Sebaliknya, SBN dengan jatuh tempo tiga tahun, 20 tahun, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor. Hal ini ditandai oleh melemahnya harga dan kenaikan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor satu tahun menjadi yang paling besar penurunannya hari ini, yakni turun sebesar 7,7 basis poin (bp) ke level 3,187%.
Sedangkan yield SBN berjatuh tempo tiga tahun menjadi yang paling besar penguatannya pada hari ini, yakni naik 3,5 bp ke level 3,532%
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Sentimen di dalam negeri cenderung beragam, di mana kabar kurang positif datang dari seputaran pandemi virus corona (Covid-19).
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 802 kasus baru hari ini. Dengan begitu, total kasus konfirmasi mencapai 4.267.451. Tambahan 802 kasus baru hari ini jauh lebih tinggi dibandingkan kemarin yang tercatat 454.
Namun, di tengah kabar kurang menggembirakan yang harus kembali kita dengar seputar kenaikan kasus infeksi harian, terselip juga kabar yang cukup melegakan. Kali ini datang dari vaksin.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan vaksinasi ketiga atau booster vaksin Covid-19 akan dimulai 12 Januari 2022. Vaksinasi ini diberikan secara gratis.
Jokowi mengungkapkan untuk tahap awal booster vaksin Covid-19 memprioritaskan kelompok lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat di tengah mutasi virus Covid-19.
Jokowi mengungkapkan alasan pemberian vaksin booster gratis karena keselamatan masyarakat Indonesia adalah yang utama.
Sementara itu dari AS, yield surat berharga pemerintah (Treasury) kembali mengalami penurunan pada perdagangan pagi hari ini waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung turun 0,8 bp ke level 1,738%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 1,746%.
Investor sudah jauh lebih tenang setelah Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell menyatakan bahwa inflasi Negeri Uncle Sam yang tinggi hanya akan sampai pertengahan 2022.
Lebih lanjut, Powell juga mengatakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih banyak jika dibutuhkan untuk menjinakkan inflasi yang terus membandel saat ini.
Di lain sisi, investor akan mengamati data inflasi Negeri Paman Sam dari sektor konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode Desember 2021 yang akan dirilis pada hari ini pukul 08:30 waktu AS atau pukul 20:30 WIB.
Ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan IHK Negeri Paman Sam pada Desember tahun lalu akan naik menjadi 7% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan menjadi 0,4% secara bulanan (month-on-month/MoM).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)