Yield SBN AS Menguat, Dow Jones Dibuka Ambruk 240 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 January 2022 22:15
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ambruk pada pembukaan perdagangan Selasa (11/1/2022), di tengah lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 250 poin (-0,7%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 240,97 poin (-0,67%) ke 35.827,9. S&P 500 melemah 21,81 poin (-0,46%) ke 4.648,48 sedangkan Nasdaq turun 15,77 poin (-0,11%) ke 14.927,06.

Indeks Nasdaq ditutup berada di zona hijau pada sesi terakhir perdagangan pada Senin kemarin, setelah sempat menurun pada minggu pekan lalu dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan dan kecemasan akan kebijakan moneter dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Bursa saham kembali tertekan karena imbal hasil obligasi (bond yields) meningkat. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke 1,8% dari 1,5% pada Desember 2021.

Analis JPMorgan Marko Kolanovic menilai penarikan dana dari bursa saham terlalu berlebihan jika mengacu kepada risalah the Fed. "Pengetatan kebijakan mungkin akan bertahap dan bursa saham seharusnya dapat mentolerir dan terjadi di situasi pemulihan saham siklikal," tuturnya.

Kepala strategi investasi di Leuthold Group Jim Paulsen menilai bahwa koreksi pasar tahun ini, yang sudah diawali pada pekan lalu, bakal dinetralisir oleh kabar baik dari kuatnya kinerja fundamental emiten AS.

"Secara historis, pasar saham mengalami 'taper tantrum' dan banyaknya kenaikan suku bunga acuan akan menyebabkan pasar saham menjadi tertekan," tutur Paulsen, seperti dikutip CNBC International.

Namun, lanjut dia, fokus pelaku pasar mungkin sedang terpecah karena pasar saham mungkin kurang mengacu pada kapan dan berapa kali suku bunga acuan dinaikkan dan lebih memantau kinerja keuangan emiten.

Musim rilis laporan keuangan akan ramai pada akhir pekan ini karena bank-bank besar dijadwalkan akan melaporkan kinerja keuangan per Desember 2021 pada Jumat nanti.

Pekan ini menjadi pekan yang menentukan bagi perekonomian dengan adanya rilis data inflasi pada Selasa waktu setempat, dan bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell akan memberikan konfirmasi lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneternya ke depan.

Presiden The Fed Kansas Esther George juga dijadwalkan membahas kebijakan ekonomi pada hari yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular