
Yield Treasury Mulai Menurun, Tapi Harga SBN Ditutup Beragam

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam pada perdagangan Selasa (11/1/2022), di mana investor cenderung merespons beragam dari sentimen pasar pada hari ini.
Sikap investor di pasar obligasi pemerintah cenderung beragam, di mana pada SBN bertenor satu tahun, tiga tahun, 10 tahun, dan 25 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai oleh penguatan harga dan penurunan imbal hasil (yield).
Sebaliknya, SBN dengan jatuh tempo lima tahun, 15 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor. Hal ini ditandai oleh melemahnya harga dan kenaikan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara menjadi yang paling besar penurunannya hari ini, yakni turun sebesar 1,6 basis poin (bp) ke level 6,447%.
Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 15 tahun menjadi yang paling besar penguatannya pada hari ini, yakni naik 3,6 bp ke level 6,325%
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor di pasar obligasi pemerintah RI cenderung merespons beragam dari sentimen pasar yang hadir pada hari ini. Adapun sentimen pasar global masih terkait dengan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).
Sementara itu dari AS, yield surat berharga pemerintah (Treasury) mulai mengalami penurunan setelah sempat melonjak dan nyaris menyentuh level 1,8% pada perdagangan Senin kemarin waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung turun 1,8 bp ke level 1,762%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Senin kemarin di level 1,78%.
Meski mulai mengalami penurunan, tetapi yield Treasury bertenor 10 tahun masih berada di kisaran level 1,7%.
Data inflasi dari sektor konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) Negeri Paman Sam pada periode Desember 2021 akan dirilis pada Rabu besok pukul 08:30 waktu AS atau pukul 20:30 WIB.
Berikutnya pada Kamis, data inflasi AS dari sektor produsen (producer price index/PPI) periode Desember 2021 akan dirilis pada pukul 08:30 waktu AS atau pukul 20:30 WIB.
Data inflasi AS tersebut akan dicermati oleh pelaku pasar dan tentunya akan dipantau dengan ketat oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan apakah perlu dipercepat kenaikan suku bunganya atau tidak.
Sementara itu pada hari ini, Ketua The Fed, Jerome Powell akan berbicara di hadapan Komite Senat untuk Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan pada pukul 10:00 pagi waktu AS atau pukul 22:00 WIB.
Sedangkan Gubernur The Fed Lael Brainard yang dicalonkan menjadi wakil ketua dijadwalkan untuk bersaksi di hadapan Senat, pada Kamis besok pukul 10:00 waktu AS atau pukul 22:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi