
Ada Eksodus Dana Besar-besaran dari Aset Kripto, Panik Ga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah masih lesunya pasar kripto dalam beberapa hari terakhir, beberapa perusahaan manajemen aset kripto mencatatkan adanya arus dana keluar (outflow) investor di pasar kripto pada pekan lalu.
Menurut data dari CoinShares, total dana outflow investor pada pekan lalu mencapai US$ 207 juta, menjadi rekor terbaru outflow investor di aset kripto. Hal karena harga kripto masih melemah di pekan pertama tahun 2022.
Aset berisiko ini telah mencatat outflow investor selama empat minggu beruntun sejak pertengahan Desember 2021 lalu, dengan nilainya mencapai US$ 465 juta, atau 0,8% dari total aset yang dikelola.
Bitcoin, cryptocurrency terbesar di dunia dari kapitalisasi pasarnya membukukan outflow sebesar US$ 107 juta dalam sepekan terakhir hingga 7 Januari 2022.
Ahli strategi investasi CoinShares, James Butterfill mengatakan bahwa pasar kripto mencatatkan outflow dalam beberapa hari terakhir terjadi karena investor khawatir dengan kenaikan inflasi global dan potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Pengetatan kebijakan moneter The Fed merupakan faktor negatif untuk aset berisiko seperti cryptocurrency, karena kondisi likuiditas di pasar tak lagi berlimbah dan menambah volatilitas pasar.
Selama empat pekan terakhir, CoinShares mencatat adanya aktivitas investor yang lebih besar dari biasanya.
Sejak perdagangan awal tahun 2022, bitcoin terkoreksi hampir 10% nilainya terhadap dolar AS. Pada perdagangan Senin kemarin, harganya sempat turun ke bawah kisaran level US$ 40.000 untuk pertama kalinya sejak September 2021.
"Fase realisasi kerugian besar oleh pembeli teratas telah mengikuti flush-out pada 4 Desember dalam Bitcoin," kata Glassnode, dalam risetnya Senin (10/1/2022).
"Dalam beberapa pekan terakhir, perilaku onchain lebih didominasi oleh para pemegang kripto jangka panjang atau HODLer dan hanya sedikit aktivitas dari investor atau trader baru," tambah Glassnode.
Di Ethereum, tercatat outflow sebesar US$ 39 juta pada pekan lalu dan membukukan outflow lima pekan berturut-turut dengan total mencapai US$ 200 juta, atau sebesar 1,4% dari total asset under management (AUM), lebih tinggi dari Bitcoin.
Produk investasi ekuitas terkait blockchain tidak luput dari sentimen negatif untuk sektor ini, di mana produk tersebut mencatatkan outflow mencapai US$ 10 juta pada pekan lalu.
Hal ini membuat nilai AUM di Grayscale dan CoinShares menyusut, di mana masing-masing turun dari level tertingginya menjadi US$ 38,2 miliar dan US$ 4,3 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak Kripto Masih Kayak Gini, Susah Bikin Kaya Lagi
