
Baca Dulu! Ada Kabar Baik dan Buruk Untuk Rupiah Hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 0,35% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan kemarin ke Rp 14.305/US$. Indeks dolar AS yang jeblok 0,62% pada perdagangan Jumat pekan lalu membuat rupiah mampu menguat tajam.
Tetapi kabar buruknya, indeks dolar AS kemarin bangkit dan menguat 0,28% bisa memberikan tekanan bagi rupiah pada perdagangan Selasa (11/1).
Sementara kabar baiknya, yield obligasi (Treasury) AS turun 1,05 basis poin setelah melesat selama 5 hari. Koreksi yield Treasury bisa meredakan tekanan di pasar obligasi Indonesia. Sebab, semakin tinggi yield Treasury, risiko terjadinya capital outflow semakin besar yang dapat menekan rupiah.
Secara teknikal, Indikator stochastic yang mencapai jenuh beli (overbought) pada grafik harian serta pola Doji akhirnya menunjukkan efeknya, rupiah mencatat penguatan 2 hari beruntun.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Ketika Stochastic mencapai overbought, maka USD/IDR berpeluang bergerak turun. Artinya rupiah berpotensi menguat.
Selain itu, Doji memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.
Mengingat Doji muncul saat posisi rupiah sedang menanjak dan Stochastic masuk wilayah overbought, akhirnya USD/IDR menurun.
Rupiah kini sudah berada di bawah rerata pergerakan 200 hari (Moving Average 200/ MA 200). Tetapi penguatannya masih tertahan MA 50 di kisaran Rp 14.290/US$ hingga Rp 14.300/US$. Level tersebut menjadi support terdekat, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.260/US$ sampai Rp 14.265/US$.
Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.330/US$ hingga Rp 14.340/US$ yang merupakan MA 200. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko melemah lebih jauh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
